Perseroan Terbatas Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menargetkan dapat menyalurkan kredit pemilikan rumah dengan fasilitas subsidi selisih bunga (SSB) mencapai 15.000 rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah tahun ini.
"Selain fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP), perseroan juga akan salurkan melalui selisih subsidi bunga pada tahun ini, komitmen kami bisa 15.000 rumah," kata Direktur Bisnis Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo dalam penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Operasional (PKO) dengan Kementerian PUPR di Jakarta, Rabu (30/8/2017).
BNI baru pada tahun ini menyalurkan KPR skema SSB. Skema KPR SSB serupa dengan pembiayaan perumahan bersubsidi, seperti FLPP. Namun, selisih bunga yang diberikan kepada nasabah berpenghasilan rendah ditanggung oleh Pemerintah.
Misalnya, saat ini BNI memberikan bunga untuk KPR SSB sebesar 5 persen kepada nasabah, sementara bunga KPR sebenarnya adalah 11 s.d. 13 persen. Sisa 6 s.d. 8 persen itu yang ditalangi BNI, kemudian akan diklaim (reimburse) ke pemerintah.
Anggoro mengatakan bahwa harga rata-rata rumah untuk KPR SSB ini (ticket size) sebesar Rp123 juta per unit dan Rp320 juta per unit apartemen atau rumah susun.
Menurut dia, BNI perlu berpartisipasi untuk menyediakan pembiayaan murah perumahan, mengingat kebutuhan perumahan masyarakat saat ini masih besar, yakni 11,4 juta unit.
Mengingat pembiayaan ini hanya untuk MBR, KPR SSB diberikan kepada pekerja tetap yang memiliki penghasilan maksimal Rp4 juta per bulan untuk pembelian rumah bersubsidi. SSB juga diberikan kepada pekerja tetap yang memiliki penghasilan maksimal Rp7 juta per bulan untuk pembelian apartemen bersubsidi.
Dari berbagai skema pembiayaan rumah murah, seperti FLPP, SSB, dan subsidi bantuan uang muka (SBUM), BNI saat ini berpartisipasi melalui FLPP, SSB, kerja sama dengan Bapertarum, BPJS TK, dan YKPP Asabri. (Antara)
Baca Juga: Hingga Kini, 1600 ATM BNI Terganggu Karena Masalah Satelit
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Jurus SIG Hadapi Persaingan: Integrasi ESG Demi Ciptakan Nilai Tambah Jangka Panjang
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
-
Harris Arthur Resmi Pimpin IADIH, Siap Lawan Mafia Hukum!
-
Fakta-fakta Demo Timor Leste: Tekanan Ekonomi, Terinspirasi Gerakan Warga Indonesia?
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Spesifikasi E6900H dan Wheel Loader L980HEV SDLG Indonesia