Unit Usaha Syariah PT Bank Permata Tbk mengakui pertumbuhan market share atau pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia lambat. Ada begitu banyak faktor yang kompleks dan membuat market share perbankan syariah sulit lebih dari lima persen.
"Salah satunya edukasi yang kurang sehingga masih banyak masyarakat yang belum mau menjadi nasabah di perbankan syariah. Dulu pernah ada fatwa haram mengenai bunga bank yang pernah dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia. Banyak nasabah berpindah dari bank konvensional ke bank syariah. Tapi karena infrastruktur dan teknologinya belum siap, ya banyak yang balik lagi ke bank konvensional," kata Direktur Syariah Bank Permata, Achmad K Permana, dalam acara Bangking Journalis Academy (BJA) 2017 di Jakarta, Selasa (19/9/2017).
Selain itu, pemerintah dan regulator di Indonesia kurang mendukung dari segi kebijakan untuk optimalisasi perbankan syariah. Ia mencontohkan di Malaysia, nasabah yang membeli rumah dengan mengajukan KPR syariah memperoleh insentif pajak yang lebih ringan. "Ini yang belum terjadi di Indonesia," ujarnya.
Belum lagi layanan deposito perbankan syariah tanah air yang dikenai pajak yang mengadopsi sistem deposito di perbankan konvensional. Padahal deposito perbankan syariah memberikan imbal hasil yang fluktuatif, berbeda dengan deposito perbankan konvensional yang memberikan bunga dengan besaran yang tetap.
"Mestinya pajak yang dikenakan menggunakan sistem penghitungan pajak seperti reksadana yang return-nya fluktuatif. Bukan seperti deposito yang bunganya fix," jelasnya.
Walau market share perbankan syariah masih kecil, namun Permana mengklaim jumlah nasabah perbankan syariah di Indonesia sudah mencapai 30 juta jiwa. Lebih besar dari total keseluruhan penduduk di Malaysia yang sekitar 27 juta jiwa. "Jadi nasabah perbankan syariah di Indonesia solid dan loyal," tutupnya.
Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan per Juni 2017, total aset perbankan syariah Indonesia mencapai Rp271,29 triliun. Jumlah ini baru sekitar 4,01 persen dari total aset perbankan konvensional yang mencapai Rp6.754,49 triliun.
Baca Juga: Bank Permata Tawarkan Produk KPR dengan Bunga Nol Persen
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sinyal Kuat Menkeu Baru, Purbaya Janji Tak Akan Ada Pemotongan Anggaran Saat Ini
-
Lampung Jadi Pusat Energi Bersih? Siap-Siap Gelombang Investasi & Lapangan Kerja Baru
-
Dirut Baru Siap Bawa Smesco ke Masa Kejayaan
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Di Tengah Badai Global, Pasar Obligasi Pemerintah dan Korporasi Masih jadi Buruan
-
Telkomsel, Nuon, dan Bango Kolaborasi Hadirkan Akses Microsoft PC Game Pass dengan Harga Seru
-
Sosok Sara Ferrer Olivella: Resmi Jabat Kepala Perwakilan UNDP Indonesia
-
Wamen BUMN: Nilai Ekonomi Digital RI Capai 109 Miliar Dolar AS, Tapi Banyak Ancaman
-
Netmonk dari PT Telkom Indonesia Berikan Layanan Monitoring Jaringan Mandiri
-
Tantangan Berat Tak Goyahkan PGAS: Catat Laba Bersih Rp2,3 Triliun di Tengah Gejolak Global