Suara.com - Pengamat politik dari lembaga Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya mengatakan seharusnya Presiden Joko Widodo dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung segera mendamaikan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno dan DPR. Menurut Yunarto akar permasalahan kedua belah sebenarnya hanyalah komunikasi.
“Jadi selama ini terkesan dibiarkan oleh kedua belah pihak ini antara eksekutif dan legislatif. Harusnya Presiden atau seskab itu mendamaikan ini dengan melakukan komunikasi dengan DPR, ini hanya masalah komunikasi,” kata Yunarto kepada Suara.com, Selasa (28/11/2017).
Presiden Jokowi juga harus menjelaskan kepada DPR mengenai kenapa tetap mempertahankan Rini di Kabinet Kerja.
“Jadi dijelaskan saja kenapa mempertahankan Rini dan segala macamnya. Karena penunjukan seorang menteri itu kan hak prerogatif Presiden. Jadi ke depan diharapkan tidak ada penolakan lagi,” katanya.
Yunarto menilai sangat lucu melihat DPR melarang Rini menghadiri rapat di DPR, padahal menteri punya kewajiban untuk melaporkan kinerja ke dewan. Menurut Yunarto kebekuan hubungan tersebut berdampak pada pengambilan kebijakan.
"Masa mau sampai akhir masa jabatannya seorang menteri tidak bisa lakukan LPP atau tidak bisa melakukan raker, pasti itu berdampak dong dalam pengambilan keputusan dan kebijakannya. Jadi ini masalah komunikasi yang terkesan didiamkan,” katanya.
Yunarto mengandaikan Presiden dan Sekretaris Kabinat bersikap tangkas menyikapi persoalan, tentu tak berlatur-larut seperti sekarang.
"Saya yakin kalau ada komunikasi ini masalah bisa selesai. Presiden mempertemukan Rini dengan ketua DPR dimediasi, ini semua sudah selesai tanpa harus berlangsung selama dua tahun ini. Kedua belah institusi ini harus bisa meredam ini semua,” kata Yunarto.
Rini dilarang DPR ikut rapat kerja atau rapat dengar pendapat sejak 2015.
Isu ini menghangat lagi setelah beredar rumor Presiden Joko Widodo akan kembali melakukan reshuffle Kabinet Kerja.
Tetapi Rini tidak tertarik ketika ditanya soal kenapa sampai sekarang belum akur dengan DPR. “(Pertanyaan) yang lain aja,” kata Rini usai mendengar pertanyaan di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, hari ini.
Tag
Berita Terkait
-
Borok Proyek Kereta Cepat: Nama Luhut dan Rini Soemarno Disebut, KPK Didesak Turun Tangan
-
Jaksa Baca BAP Eks Menteri BUMN, Kubu Tom Lembong: Rini Soemarno Jadi Alat untuk Jerat Terdakwa
-
Diperiksa KPK Soal Kasus PGN, Eks Menteri BUMN Rini Soemarno Ngaku Ditanya Soal Ini
-
Perjalanan Proyek Kereta Cepat: Ditolak Ignasius Jonan Didukung Rini Soemarno
-
Rini Soemarno Pernah Nangis Kejer saat Dimarahi Megawati karena Amplop yang Dibawa ke KPK
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok
-
Kapasitas PLTP Wayang Windu Bakal Ditingkatkan Jadi 230,5 MW