- Antonio Budiawan mendesak KPK untuk segera mengusut tuntas dugaan masalah dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung demi transparansi publik
- Pernyataan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut proyek KCJB "sudah busuk" sejak 2019 menjadi sorotan utama, mengindikasikan masalah telah ada sejak lama
- Mantan Menteri BUMN Rini Soemarno disebut sebagai pihak yang paling patut dimintai pertanggungjawaban karena perannya sebagai penanggung jawab proyek pada periode awal
Suara.com - Skandal dugaan masalah dalam proyek strategis Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) memasuki babak baru. Desakan agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turun tangan kini menggema, menyeret nama-nama besar di lingkaran kekuasaan selain Presiden Joko Widodo.
Pengamat ekonomi Antonio Budiawan, secara blak-blakan meminta aparat penegak hukum untuk tidak tinggal diam dan segera mengusut tuntas proyek yang telah menyedot perhatian publik ini. Menurutnya, transparansi penuh hanya bisa dicapai melalui intervensi lembaga antirasuah.
"Agar semua transparan terhadap publik, mau tidak mau aparat penegak hukum harus turun tangan, khususnya KPK," tegas Antonio dalam sebuah diskusi di kanal YouTube Bambang Widjojanto, dikutip Kamis (30/10/2025).
Antonio menyoroti perlunya KPK untuk membongkar seluruh proses dari awal hingga akhir, serta mengidentifikasi siapa saja aktor yang paling bertanggung jawab di balik potensi masalah yang ada.
Meski mempertanyakan keterlibatan Presiden, Antonio juga mengarahkan sorotannya pada figur-figur kunci lainnya. "Apakah benar Pak Jokowi itu langsung bertanggung jawab atau memang ini ada oknum di bawahnya yang bermain gitu," ujarnya.
Nama yang secara spesifik disebut adalah mantan Menteri BUMN, Rini Soemarno, yang pada saat itu menjadi penanggung jawab utama proyek dari sisi kementerian.
Tak hanya itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, juga ikut terseret dalam pusaran polemik ini. Antonio mengutip pernyataan Luhut yang dinilainya sangat krusial dan mengindikasikan adanya masalah serius sejak lama.
"Sewaktu saya menerima proyek ini, proyek ini sudah busuk kata Luhut. Jadi waktu dia 2019 dialihkan sebagai Menko Marves, dia bilang bahwa proyek ini sudah busuk," papar Antonio.
Pernyataan "proyek busuk" dari seorang menteri koordinator sekelas Luhut menjadi sinyal kuat bagi Antonio bahwa proyek KCJB memang sudah bermasalah sejak 2019. Ia mencurigai adanya upaya sistematis untuk cuci tangan dan melimpahkan kesalahan kepada pihak lain.
Baca Juga: KPK Usut Korupsi, Penumpang Whoosh Justru Melonjak! Apa yang Terjadi?
"Saya lihat ini adalah sudah agenda untuk cuci tangan, cuci tangan lalu mencari kambing hitam," tegasnya.
Dengan lantang, Antonio menunjuk langsung siapa yang menurutnya harus dimintai pertanggungjawaban sebagai "pemilik proyek" pada periode awal yang krusial tersebut.
"Nah, saya lihat kok kambing hitamnya siapa ya? pemilik proyek pada saat itu, Kementerian yang bertanggung jawab siapa? Ya, Rini Soemarno, kan gitu," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Sedang Gempar, Amien Rais Kritik Jokowi dan Luhut soal 'Proyek Busuk Whoosh'
-
KPK Usut Korupsi, Penumpang Whoosh Justru Melonjak! Apa yang Terjadi?
-
Geger Kereta Cepat Whoosh: Dugaan Konspirasi Jahat Disebut Bikin Negara Tekor Rp75 Triliun
-
Geger Dugaan Mark Up Proyek Whoosh, KPK Bidik Petinggi KCIC?
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
MIND ID Komitmen Perkuat Tata Kelola Bisnis Berintegritas dengan Berbagai Program Strategis
-
DPR Ajak Publik Kritisi Buku Sejarah Baru, Minta Pemerintah Terbuka untuk Ini...
-
Mengurai Perpol 10/2025 yang Dinilai Tabrak Aturan, Dwifungsi Polri Gaya Baru?
-
Bareskrim: Mayoritas Kayu Gelondongan Banjir Sumatra Diduga dari PT TBS
-
Tolak Bantuan Asing untuk Sumatra, Prabowo: Terima Kasih, Kami Mampu!
-
31 Perusahaan Resmi Diselidiki Diduga Jadi Biang Kerok Banjir Sumatra, Siapa Jadi Tersangka?
-
Daftar Lengkap Perusahaan yang Disebut Kejagung Jadi Penyebab Banjir di Wilayah Sumatera
-
Demo Korupsi Pertambangan, Mahasiswa Desak KPK Periksa Komisaris PT LAM Lily Salim
-
Kementerian P2MI Raih Peringkat 5 Anugerah Keterbukaan Informasi Publik
-
'Biar Kapok': DPR Desak Polisi Beri Efek Jera ke Youtuber Resbob Penghina Sunda dan Bobotoh