Suara.com - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Jawa Barat Netty Heryawan melakukan kunjungan kerja ke kantor Dekranasda Provinsi Jawa Timur pada Rabu (27/12/17), sore.
Ada yang membuat Netty terinspirasi dari Dekranasda Jatim, yaitu sumber pembiayaan yang dilakukan Dekranasda Jatim yang mampu bersinergi dengan Organisasi Perangkat Daerah terkait, sedangkan hingga saat ini sumber pembiayaan Dekranasda Jabar hanya bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat saja.
“Apa yang telah disampaikan tadi akan menjadi catatan bagi Dekranasda Provinsi Jawa Barat untuk terus memperbaiki pola kerja, pola hubungan dengan perangkat daerah yang ada di Provinsi Jawa Barat,” tutur Netty.
"Sebetulnya selama ini metode kerja kita sudah seperti itu, namun pembiayaannya hanya dipusatkan pada satu perangkat daerah yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, nanti kalau ada kegiatan yang bisa menyertakan dekranasda dengan pengrajin dan produk unggulannya biasanya kami tetap koordinasi,” tambahnya.
Terungkap pada pertemuan, sumber pembiayaan Dekranasda Jatim bersinergi dengan tujuh OPD di Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yakni berasal dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Komunikasi dan Informatika, Dinas Penanaman Modal, dan Biro Administrasi Perekonomian.
Ketua Harian Dekranasda Jatim sekaligus Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, Moch. Ardi mengatakan bahwa Dekranasda Jatim sudah lama progresif bersinergi dengan stakeholder terkait dalam rangka pemberdayaan Usaha Kecil Menengah kerajinan di Jawa Timur. Hal tersebut dilakukan agar nantinya pengrajin yang berada dibawah naungan Dekranasda Jatim mampu bersaing menuju tatanan global dengan mengikutsertakan para pengrajin ke event-event besar baik tingkat daerah, nasional maupun internasional.
“Jadi kita sinergitas dengan OPD terkait dengan UKM dan kerajinan. Ketujuh OPD inilah yang hari-harinya berkaitan dengan dekranasda, sehingga kalau kami rapat baik tentang pameran, promosi, maupun pelatihan kami akan mengkutsertakan mereka (OPD terkait),” kata Ardi.
“Kami lakukan seperti ini karena ada beberapa kegiatan yang memang fungsinya Dekranasda, tapi harus kami padu padankan dengan Tim Terpadu Pameran Jatim, misalnya kita mau ke luar negeri atau ikut event besar, nah seluruh OPD tadi disatukan agar kekuatannya (dananya) besar,” kata dia.
Guna mengadaptasi sistem koordinasi tersebut, Netty mengungkapkan sebaiknya ada pembagian beban kerja pembiayaan yang didistribusikan pada berbagai perangkat daerah, bukan hanya dibebankan pada satu pihak, yakni Disperindag. Keterlibatan perangkat-perangkat daerah dalam hal ini tentu dapat menjadi salah satu bentuk dukungan yang dapat mengakomodasi baik pada Dekranasda maupun pada para perajin dan produsen lokal agar dapat memperluas akses pasarnya, berjejaring dan menambah wawasan tentang bisnis yang digelutinya.
“Meskipun kerja-kerja kita sudah mulai koordinatif tapi tentu akan lebih baik dan semakin prima. Termasuk peluang dan kesempatan kita untuk mempromosikan kerajinan semakin tahun yang mem-back up yang memberikan dukungan bukan hanya satu perangkat searah tapi beberapa perangkat daerah ikut mengalokasikan angaran untuk upaya-upaya pengembangan yang kita lakukan,” kata Netty.
"Mungkin ke depan akan kita elaborasi beberapa hal yang memang bisa langsung diadvokasi dengan beberapa perangkat daerah tertentu. Mudah-mudahan ini jadi satu hal yang dapat kita kawal baik dari sisi aturan, jadi semakin ringan beban yang kita miliki di disperindag karena memang ada pendistribusian beban kerja,” sambungnya.
Lebih lanjut Netty mengatakan, pihaknya akan segera merancang pertemuan dengan berbagai OPD di lingkungan pemprov Jabar guna membentuk sistem koordinasi terpadu, dalam rangka meningkatkan potensi UKM se-Jabar.
Ia sangat yakin dampak positif sistem koordinasi ini bukan hanya dirasakan pada peningkatan kesejahteraan para pengrajin, tetapi juga membuka peluang yang lebih luas bagi kerajinan Jabar di pasar nasional maupun internasional.
Tag
Berita Terkait
-
Pengembang Dibuat 'Panas Dingin', Apa Alasan Sebenarnya KDM Setop Sementara Izin Perumahan di Jabar?
-
Makan Bergizi Gratis Jadi Andalan Tekan Stunting di Tamansari Bogor
-
PLN Resmikan SPKLU Center ke-6 di Jawa Barat, Siap Hadapi Lonjakan Pengguna EV Saat Nataru
-
Program Makan Bergizi Gratis Jangkau 50,3 Juta Penerima di Seluruh Indonesia
-
Bahas Aset Negara, Dedi Mulyadi Sambangi KPK
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Aturan UMP Baru, 5 Provinsi Luar Jawa Jadi Kandidat Gaji Tertinggi
-
Zulkifli Zaini Jadi Komisaris Bank Mandiri, Ini Susunan Pengurus Baru
-
OJK Bentuk Direktorat Perbankan Digital Mulai Tahun 2026, Apa Tugasnya?
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
Danantara dan BP BUMN Turunkan 1.000 Relawan untuk Bencana Sumatra, Diawali dari Aceh
-
Komitmen Nyata BUMN Peduli, BRI Terjunkan Relawan ke Daerah Bencana Sumatera
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya
-
ASPEBINDO: Rantai Pasok Energi Bukan Sekadar Komoditas, Tapi Instrumen Kedaulatan Negara
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya