Suara.com - Perseroan Terbatas Bank Tabungan Negara (BTN) mempertimbangkan penurunan bunga kredit konstruksi bagi para pengembang yang membangun perumahan bersubsidi. Ini diharapkan meringankan konsumen dari kalangan masyarakat berpenghasilan rendah.
"Akan diturunkan pada tahun ini, sebelumnya 12 persen, nanti di bawah 10 persen tetapi pelan-pelan," kata Direktur Utama BTN Maryono ketika meninjau lokasi pembangunan rumah bersubsidi oleh PT Lombok Royal Property di Desa Ranjok, Kabupaten Lombok Barat, Selasa (9/1/2018).
Bunga kredit pemilikan rumah (KPR) komersial sebesar 10 persen, kata dia, juga sudah diterapkan, sedangkan bunga KPR subsidi masih tetap sebesar 5 persen dengan uang muka 1 persen dari nilai jual.
"Bunga KPR subdisi sudah satu digit dan sudah relatif banyak masyarakat berpenghasilan rendah memanfaatkan," ujarnya.
BTN juga memberi perhatian terhadap masyarakat berpenghasilan rendah dari kalangan swasta yang pendapatannya tidak tetap. Bentuk perhatiannya adalah menyediakan KPR mikro subsidi dan nonsubsidi.
Produk dengan bunga relatif terjangkau tersebut bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan pembiayaan membangun rumah baru atau merenovasi.
"Untuk bisa mendapatkan KPR mikro, calon nasabah perlu menabung terlebih dahulu selama 6 bulan. Nanti kami koleksi secara mingguan, dua mingguan atau bulanan," kata Maryono.
Ketua Dewan Perwakilan Daerah Real Estate Indonesia (REI) NTB H. Miftahuddin Ma'rup mengapresiasi perhatian BTN terhadap aspirasi pengusaha yang menginginkan bunga kredit konstruksi diturunkan, khusus untuk pembangunan rumah bersubsidi.
"Dari 56 anggota REI NTB, sebesar 99 persen membangun perumahan bersubsidi. Itu artinya mereka mengakses kredit konstruksi dari bank," katanya.
Baca Juga: Kasus Joshua, Pelapor: Jangan Singgung Agama Sebagai Lawakan
Menurut dia, sudah selayaknya BTN sebagai badan usaha milik negara (BUMN) untuk menurunkan bunga kredit konstruksi guna mendukung Program Sejuta Rumah yang dicanangkan Presiden RI Joko Widodo.
Ma'ruf juga berharap penurunan bunga kredit konstruksi juga dilakukan oleh bank BUMN lainnya.
"Bank pelat merah memang sudah selayaknya memosisikan diri sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam mendukung pengentasan masyarakat dari kemiskinan melalui pemilikan rumah layak dengan harga relatif murah," ujarnya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
Terkini
-
Cara Mendapatkan Promo Shopee 12.12, Trik Jitu Biar Gak Kehabisan Diskon
-
Harga Tiket Pesawat Meroket Meski Pemerintah Bilang Ada Diskon Nataru, Apa yang Terjadi?
-
Progres Pemulihan Listrik Pasca-Bencana: Aceh 33 Persen
-
OJK Proses Izin Dua Calon Lembaga Bursa Aset Kripto, Siapa Saja?
-
Diminta OJK Perbanyak Porsi, Proyeksi Keuangan Hijau Bakal Naik pada 2026
-
Mentan Amran: Korban Bencana Sumatra Harus Dibantu, Negara Memanggil!
-
Rupiah Masuk Zona Hijau, Dolar Amerika Loyo ke Rp16.667
-
IHSG Bergerak 2 Arah di Awal Sesi Hari Ini, Tapi Cenderung Melemah
-
Harga Emas Antam Meroket Lagi Hari Ini, Jadi 2.453.000 per Gram
-
Lewat AIIR, Indonesia Serius Tingkatkan Kepercayaan Investor Asing di Pasar Modal