Suara.com - Peningkatan investasi di sektor industri harus disambut dengan upaya penyediaan sumber daya manusia (SDM) yang siap kerja sesuai kebutuhan dari perkembangan teknologi dan proses manufaktur saat ini. Hal tersebut bertujuan untuk memacu produktivitas dan daya saing industri sehingga mampu kompetitif dalam memenuhi pasar konsumen baik di domestik maupun internasional.
“Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian melakukan beberapa terobosan dalam membuat program percepatan guna penyiapan ketersediaan SDM industri dan peningkatan kompetensinya yang sesuai permintaan dunia kerja sekarang,” kata Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Achmad Sigit Dwiwahjono di Solo, Jawa Tengah, Senin (12/3/2018).
Sigit menyampaikannya seusai mewakili Menteri Perindustrian menjadi pembicara pada Kuliah Umum di Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Surakarta atau biasa disebut AK Tekstil Solo. Menurutnya, industri TPT nasional sedang membutuhkan tenaga kerja terampil yang cukup banyak seiring dengan adanya ekspansi dan investasi baru.
“Misalnya di Boyolali, perusahaan tekstil lagi mencari tenaga kerja lebih dari 5.000 orang. Di samping itu, industri TPT kita tahun lalu mampu tumbuh 3,45 persen, melonjak tajam dibanding tahun sebelumnya yang minus satu persen,” ungkapnya.
Sigit menegaskan, untuk mempertahankan kinerja industri tetap positif, salah satunya diperlukan aspek kualitas dan jumlah tenaga kerja. Dalam hal ini, Kemenperin telah menjalankan sejumlah langkah strategis, antara lain pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan vokasi yang link and match antara industri dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
“Kami telah meluncurukan program tersebut di beberapa wilayah Indonesia hingga lima tahap, meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta, Jawa Barat, Sumatera Utara, serta DKI Jakarta dan Banten,” tuturnya. Total industri yang terlibat mencapai 558 perusahaan dengan menggandeng 1.537 SMK.
Khusus untuk memasok tenaga kerja di industri TPT, Kemenperin memiliki unit pendidikan AK Tekstil Solo dan penyelenggaraan Diklat 3in1 (pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan penempatan kerja) untuk operator mesin garmen. “Selain itu, kami juga melakukan restrukturisasi mesin dan peralatan produksi, yang akan diganti baru terutama berbasis digital sesuai perkembangan teknologi terkini,” imbuhnya.
Sigit menyampaikan, industri TPT berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, antara lain melalui penyerapan tenaga kerja sebanyak 3,58 juta orang atau menyumbang 21,2 persen dari total tenaga kerja industri manufaktur. Selanjutnya, penghasil devisa negara yang signifikan dari nilai ekspor TPT sebesar USD 12,59 miliar atau 10,1 persen dari total ekspor manufaktur tahun 2017.
“Industri TPT kita juga berkontribusi 1,07 persen terhadap PDB nasional, dan mencatatkan nilai investasi hingga Rp10,19 triliun pada tahun 2017,” sebutnya. Berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035, industri TPT merupakan salah satu sektor andalan karena berorientasi ekspor dan padat karya serta diprioritaskan dalam pengembangannya agar semakin berkinerja positif dan berdaya saing global.
Sigit menambahkan, industri TPT mulai memanfaatkan teknologi produksi terkini. Misalnya, di sektor hulu, proses pembuatan bahan baku yang dapat menciptakan serat generasi baru, seperti nano fiber untuk pakaian olahraga, serta bio fiber atau synthetic spider silk. Pada sektor industri antara, mulai menggunakan multimaterial, dengan prosesnya yang dikendalikan dengan sistem sensor dan integrated grinding system.
”Sedangkan di sektor hilir, pada produksinya sudah dilakukan pembuatan prototipe secara cepat untuk desain khusus atau pengukuran dan pembuatan prototipe secara digital. Sementara itu, untuk perluasan pasar ekspor, penjualan dan jaringan pemasarannya telah menggunakan RFID untuk logistik sehingga meningkatkan transparansi dan akurasi dalam inventarisasi,” paparnya.
Memasok SDM TPT
Kepala Pusdiklat Industri Mujiyono mengatakan, dalam upaya memasok SDM industri TPT, Kemenperin melalui AK Tekstil Solo telah meluluskan angkatan pertamanya (tahun 2015) sebanyak 102 orang yang telah terserap kerja. Saat ini, untuk angkatan kedua (2016) dan ketiga (2017) dengan jumlah 400 orang, sebagian besar dari mereka sudah mendapatkan ikatan kerja dengan industri TPT.
“Pendidikan di AK Tekstil Solo merupakan Program Diploma II, terdiri dari tiga program studi, yaitu Teknik Pembuatan Benang, Teknik Pembuatan Kain Tenun, dan Teknik Pembuatan Garmen,” terangnya. Metode pembelajaran yang diterapkan di AK Tekstil Solo mengadopsi konsep dual system dari Jerman, di mana dalam setiap semester selama 2,5 bulan pembelajaran teori dan praktik di kampus, dilanjutkan 2,5 bulan praktik kerja di perusahaan.
Selain melalui lulusan AK Tekstil Solo, Mujiyono menjelaskan, pihaknya juga mencetak SDM industri TPT yang kompeten melalui Diklat 3in1 Operator Mesin Industri Garmen. Khusus di Jawa Tengah, tahun ini Diklat tersebut telah memasuki angkatan kesembilan.
Berita Terkait
-
KPK Serahkan Rp883 Miliar Hasil Perkara Investasi Fiktif ke PT Taspen
-
KPK Serahkan Rp 883 Miliar Hasil Perkara Investasi Fiktif ke PT Taspen
-
Marak Penipuan Online, Trading Kripto Kini Makin Ketat lewat Verifikasi Wajah
-
Investasi Aset Properti Cuma Modal Rp 10 Ribu? Begini Caranya
-
Lawan Greenwashing, Indonesia Teken Aturan Main Kredit Alam Bersama Prancis dan Inggris
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
Pinjaman KUR BRI di Bawah Rp100 Juta Tidak Wajib Pakai Agunan? Ini Penjelasannya
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
ASN Bolos, Hak Pensiun Langsung Hilang
-
Aset Kripto Masuk Jurang Merah, Tekanan Jual Bitcoin Sentuh Level Terendah 6 Bulan
-
Rupiah Masuk Zona Hijau Lawan Dolar Amerika, Terangkat Sentimen Ini
-
Prabowo Panggil Dasco 2 Kali Sepekan: Urusan Perut Rakyat Jadi Taruhan
-
Bos OJK: Ada Tiga Cara Perkuat Pasar Modal Indonesia, Ini Kuncinya
-
IHSG Bergerak Dua Arah di Awal Sesi Jumat, Cermati Saham-saham Ini
-
Alasan Menkeu Purbaya Ngotot Gali Pajak dari Ekspor Emas
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik