Suara.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan sekaligus Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah, Wimboh Santoso, menegaskan bahwa Indonesia menyimpan banyak potensi untuk lebih berkembangnya ekonomi dan keuangan syariah. Ini mengingat Indonesia adalah negara yang memiliki penduduk muslim terbesar di dunia.
"Pertumbuhannya juga terbilang pesat. Tapi saya percaya kita bisa tumbuh lebih tinggi lagi dari ini," kata Wimboh di Jakarta, Sabtu (24/3/2018).
Ia melihat perkembangan industri keuangan syariah per Desember 2017, total aset keuangan syariah Indonesia (tidak termasuk Saham Syariah) mencapai Rp1.133,23 triliun atau tumbuh 27%. Pertumbuhan ini lebih tinggi dari pertumbuhan industri keuangan konvensional. Bahkan, pangsa pasar sukuk Indonesia berhasil mencapai 19% dari seluruh sukuk yang diterbitkan berbagai negara.
Tak hanya itu, total aset industri keuangan non-bank syariah juga naik dua kali lipat dalam lima tahun terakhir. Memang, data terakhir menunjukkan bahwa penggunaan pembiayaan syariah masih didominasi pembiayaan konsumsi yang mencapai 41,8%. Namun pembiayaan untuk modal kerja dan investasi terus bertumbuh dan saat ini sudah mencapai 34,3% untuk modal kerja dan 23,2% untuk investasi.
"Demikian juga sektor riil berbasis syariah mulai tumbuh pesat, khususnya industri halal seperti kuliner, pakaian, kosmetik, obat-obatan, pariwisata dan banyak lagi," ujarnya.
Selain itu, Indonesia menduduki peringkat 3 pada Global Muslim Travel Index (GMTI) yang disusun oleh Mastercard-CrescentRating berdasarkan seberapa baik sebuah negara melayani wisatawan Muslim. Total wisatawan muslim yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2016 mencapai sekitar 2,7 orang atau 22% dari total seluruh wisatawan Indonesia.
"Tentunya pencapaian ini tidak bisa lepas dari dukungan dan komitmen kita semua untuk ikut terlibat langsung dalam mendorong pertumbuhan industri halal di Indonesia," tuturnya.
Namun Wimboh mengaku tidak bisa puas dengan capaian ini. Ia masih melihat pertumbuhan keuangan syariah ini belum optimal dan secara kelembagaan juga masih belum kokoh dalam menghadapi berbagai tekanan dari eksternal maupun untuk memacu pertumbuhannya.
Ibarat Bus, ia melihat Indonesia harus bisa mendiagnosa kenapa Bus (industri jasa keuangan syariah,red) ini tidak bisa lari. "Bus nya sudah banyak tetapi apakah kondisi Busnya kurang prima, atau supir Busnya yang kurang handal ataukah penumpangnya yang kualitas rendah. Ketiga aspek ini harus menjadi perhatian kita bersama," jelasnya.
Selain itu Wimboh juga mencatat, khusus literasi keuangan syariah menjadi hal yang perlu menjadi perhatian. Tingkat pemahaman masyarakat Indonesia terhadap produk jasa keuangan syariah menjadi faktor yang sangat penting dalam mendorong perkembangan keuangan syariah di Indonesia. Berdasarkan hasil survei OJK tahun 2016 lalu menunjukkan tingkat literasi dan inklusi masyarakat terhadap produk keuangan syariah masih rendah, yaitu baru sebesar 8,11 % dimana perbankan syariah mendapat 6,63%, Perasuransian Syariah 2,51% dan Pasar Modal Syariah 0,02%.
"Ini pekerjaan rumah yang besar untuk kita semua," tutupnya.
Berita Terkait
-
Aturan Baru OJK: Rekening Tidak Ada Transaksi Setahun Ada Konsekuensinya?
-
Usai CEO Ditangkap, OJK Pantau Ketat Tim Likuidasi Investree
-
Daftar Pinjol Berizin Resmi OJK: Update November 2025
-
OJK Awasi Ketat Penyalahgunaan Barang Jaminan di Bisnis Gadai
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Harga Emas Hari Ini Naik! Logam Mulia di Pegadaian Mulai Tarik Minat Pembeli
-
Gurita Bisnis Victor Hartono, Pemimpin Grup Djarum: Usaha dan Saham
-
RI Targetkan 16 Juta Turis Asing, Ekspansi Hotel Mewah Makin Meriah
-
Pemerintah Akan Tata Ulang Legalitas IKN Setelah MK Batalkan HGU 190 Tahun
-
BI Serap Rp290 Miliar dari Lelang Obligasi PT Sarana Multigriya Finansial, Apa Untungnya?
-
Pemerintah Optimistis Negosiasi Tarif dengan AS Rampung Sebelum 2025 Berakhir
-
Mendag Temukan Harga Cabai Naik Jelang Nataru
-
Bos Djarum Victor Hartono Terseret Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty, Purbaya: Bukan Zaman Sekarang!
-
Intip Gaji dan Tunjangan Ken Dwijugiasteadi, Eks Dirjen Pajak
-
Kejagung Ungkap Status Victor Hartono, Anak Orang Terkaya Indonesia yang Dicekal dalam Kasus Korupsi