Suara.com - Pemerintah terus berupaya memanfaatkan potensi sumber daya alam khususnya energi baru terbarukan (EBT) untuk memenuhi kebutuhan energi setempat. Namun, langkah penting yang perlu dilakukan adalah mengklarifikasi dan meningkatkan status data potensi yang ada, hingga menjadi cadangan terbukti yang siap dimanfaatkan untuk mendukung ketersediaan energi wilayah tersebut.
Penegasan ini disampaikan oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandara Tahar, dalam keterangan tertulis, Minggu (8/4/2018).
"Data-data cadangan sumber daya alam kita perlu diteliti lebih dalam. Jika ada yang menyatakan sumber daya air kita terbesar kelima dunia, itu (masih) unverified, masih potensi, belum cadangan. Cadangan itu dibagi-bagi lagi, ada yang dinamakan dengan possible reserve, ada yang dinamakan probable reserve, ada pula yang dinamakan dengan proven reserve," ujar Arcandra.
Lebih lanjut Arcandra mengungkapkan, berbicara soal cadangan, ketika dinamakan potensi kita harus berfikir lebih jauh.
"Dari mana datanya? Bagaimana perhitungannya? Suatu saat kita dapat data, potensi air laut/ombak sekian ratus Giga Watt (GW). Saya liat, ini darimana datanya, ternyata cara penghitungannya dari sebuah pernyataan kemudian dikalikan panjang pantai. Banyak saya temui yang seperti ini," ungkapnya.
Contoh kasus yang sangat jelas adalah minyak bumi. "Apakah kita masih percaya negara kita kaya minyak? Cadangan terbukti (proven reserve) hanya 3,3 miliar barel atau sekitar 0,2 persen dari cadangan minyak dunia. Produksi kita 800 ribu barel per hari (bph). Mungkin kita berfikir beberapa tahun lagi cadangan kita habis, kalau kita tidak temukan cadangan lain. Minyak itu belum akan habis, yang ada adalah kemampuan manusia saat ini hanya mampu mengambil sampai 40-50%. Masih ada 60-50% lagi di bawah sana, yang belum terambil," papar Arcandra.
Dengan kondisi jumlah cadangan fosil tersebut, Arcandra menegaskan pentingnya pemanfaatan energi non fosil dalam rangka memenuhi kebutuhan energi nasional. "Apakah kita akan memanfaatkan energi di luar fosil? Iya! Non fosil adalah keharusan," tegasnya.
"Kapan kita lakukan? Dalam kurun 2014-2016, yang bertanda tangan kontrak dengan PLN untuk Energi Baru Terbarukan (EBT) hanya sekitar 14 atau 15, tahun 2017 ada 70, naik 4 kali lipat. Tahun 2017 kita mendorong EBT. Kalau dikatakan tidak ada terobosan, ini data dari mana? Renewable energy kita dorong, komitmen 1,2 GW ditandatangani tahun lalu. Jadi mohon dikoreksi kalau ada yang bilang Pemerintah tidak melakukan terobosan," ungkapnya lagi.
Berita Terkait
-
Intip Bahan Baku dan Pembentukan Energi Terbarukan Biomassa, Apa Merusak Lingkungan?
-
Viral BBM Bobibos, Kementerian ESDM Jelaskan Langkah Agar Bisa Dijual Bebas
-
ESDM Ungkap Alasan Sumber Listrik RI Mayoritas dari Batu Bara
-
Kekayaan Rilke Jeffri Huwae, Dirjen Gakkum yang Dikritik Menteri Bahlil
-
Cadangan Minyak Indonesia Cuma 4,4 Miliar Barel, Terbanyak di Kalimantan
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
Terkini
-
BLT Kesra Cair Berapa Kali Tahun 2025? Ini Update Terkini dari Pemerintah
-
Bank-Pindar Mulai Kolaborasi Suntik Akses Kredit ke UMKM Lewat Teknologi Canggih
-
Intip Bahan Baku dan Pembentukan Energi Terbarukan Biomassa, Apa Merusak Lingkungan?
-
Laba BRMS Diprediksi Melejit, Target Harga Saham Meningkat
-
Biaya Haji Turun, OJK Minta Bank Jemput Bola Jaring Nasabah
-
Jaring Investor AS, MedcoEnergi (MEDC) Resmi Diperdagangkan di OTCQX
-
BUMN Dapen Jamin Transparansi Pengelolaan Dana
-
MNC Bank-Nobu Batal Kawin, OJK: Harapannya Tetap Fokus Target Pertumbuhan
-
BRI Manajemen Investasi Catatkan KIK EBA Syariah Perdana di Indonesia
-
Daftar Rincian Diskon Tarif Transportasi untuk Libur Akhir Tahun