Suara.com - Bank Indonesia mencatat terdapat 472 lembar uang palsu ditemukan sepanjang Januari hingga Maret 2018 di Provinsi Sumatera Selatan.
Kepala Tim Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah BI Provinsi Sumsel Perdi Silalahi, di Palembang, Rabu, mengatakan temuan uang palsu itu berasal dari laporan perbankan maupun masyarakat di loket BI.
"Temuan uang palsu itu mayoritas berasal dari perbankan, jika dibandingkan adanya masyarakat yang melapor langsung," kata dia.
Perdi mengatakan uang palsu yang ditemukan bank sentral tersebut rata-rata memiliki pecahan besar, seperti Rp100.000 dan Rp50.000.
Menurutnya, Sumsel hanya sebagai lokasi pengedaran uang palsu, belum ada temuan baik dari pihak keamanan maupun bank sentral terkait pembuatan uang palsu di daerah itu.
Ia melanjutkan secara tren, peredaran uang palsu di Sumsel tidak menunjukkan tren peningkatan karena jumlahnya bisa naik atau turun dari tahun ke tahun.
"Tidak ada momen tertentu yang bisa membuat peredaran uang palsu meningkat. Namun kami selalu waspada dengan secara rutin memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait ciri keaslian uang rupiah," ujar dia lagi.
Berdasarkan data bank sentral, jumlah uang palsu yang ditemukan pada 2017 sebanyak 1.464 lembar. Jumlah tersebut turun dibandingkan 2016 sebanyak 3.286 lembar.
Perdi menjelaskan, Bank Indonesia selalu melaporkan kepada pihak kepolisian terkait temuan uang palsu. Selanjutnya, pengadilan akan memutuskan pemusnahan uang palsu tersebut.
Baca Juga: Polisi Amankan Sindikat Pengedar Uang Palsu Senilai Rp6 Miliar
Perdi melanjutkan bank sentral biasanya meningkatkan sosialisasi terkait ciri-ciri uang rupiah pada saat peluncuran uang rupiah baru, seperti emisi 2016.
"Tujuannya agar masyarakat lebih mengenal dan memahami uang emisi baru tersebut," kata dia. (Antara)
Berita Terkait
-
Ekonomi Dunia di Ambang Melambat, Bos BI Ungkap Biang Keroknya
-
The Fed Pangkas Suku Bunga, Apa Dampaknya Terhadap Perbankan Indonesia?
-
Hati-hati QRIS Bodong, Modus Ini Dipakai Pelaku
-
Bos BI Senang Pemerintah Guyur Dana Rp 200 Triliun ke Bank, Likuiditas Luber
-
Pahitnya Ekonomi RI: Lesunya Konsumsi Rumah Tangga Imbas Cari Pekerjaan Sulit
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Buat Tambahan Duit Perang, Putin Bakal Palak Pajak Buat Orang Kaya
-
Bank Mandiri Akan Salurkan Rp 55 Triliun Dana Pemerintah ke UMKM
-
Investasi Properti di Asia Pasifik Tumbuh, Negara-negara Ini Jadi Incaran
-
kumparan Green Initiative Conference 2025: Visi Ekonomi Hijau, Target Kemandirian Energi Indonesia
-
LHKPN Wali Kota Prabumulih Disorot, Tanah 1 Hektare Lebih Dihargai 40 Jutaan
-
Masyarakat Umum Boleh Ikut Serta, Pegadaian Media Awards Hadirkan Kategori Citizen Journalism
-
Zoomlion Raih Kontrak Rp4,5 Triliun
-
16th IICD Corporate Governance Award 2025: Telkom Meraih Penghargaan Best State-Owned Enterprises
-
Bank Mandiri Raup Laba Rp 24,5 Triliun di Semester I 2025, Turun dari Tahun Lalu