Suara.com - Rekaman percakapan antara Menteri BUMN Rini Soemarno dengan Direktur Utama PLN Sofyan Basir yang beredar di publik baru-baru ini dinilai bisa merugikan Presiden Joko Widodo secara politik.
Guna mencegahnya, Presiden Jokowi disarankan untuk segera merespons dan mengambil tindakan tegas jika dugaan rekaman pembicaraan itu terkait bagi-bagi fee proyek.
"Ini akan jadi bom waktu untuk pemerintah, apalagi kalau Presiden tidak mengklarifikasi,” kata peneliti dari Indonesia Corruption Watch (ICW), Adnan Topan Husodo, Kamis (3/5/2018).
Adnan menjelaskan, citra Rini Soemarno kini semakin buruk, apalagi sudah dua tahun ini DPR enggan menggelar rapat dengan Rini Soemarno terkait kinerja perusahaan-perusahaan BUMN, akibatnya pengawasannya tidak maksimal.
Oleh karena itu, sudah waktunya Presiden mengevaluasi kinerja Rini Soemarno agar pemerintah tidak terimbas citra buruk orang nomor satu di Kementerian BUMN itu.
Terlebih lagi, kuat dugaan dalam rekaman tersebut ada upaya bagi-bagi fee proyek yang melibatkan kakak kandung Rini Soemarno di proyek-proyek strategis BUMN.
“Ini ujian bagi pemerintah, bagaimana pemerintah mendesain sebuah BUMN yang sehat,” ungkapnya.
Selain bakal berdampak buruk secara politik, kasus rekaman Rini juga bisa menurunkan kepercayaan investor pada iklim investasi di Indonesia.
Pasalnya, banyak keputusan strategis di BUMN diambil berdasarkan alasan politik dan satu contohnya adalah keputusan Rini Soemarno merombak direksi PT Pertamina.
Baca Juga: Menteri BUMN Anggap Percakapannya dengan Bos PLN Tak Bermasalah
"Saya kira akan muncul banyak sekali hipotesis liar bahwa BUMN adalah sapi perahan. Kalau pengambilan keputusannya itu di ruang yang gelap maka investornya akan kabur,” ungkap Adnan.
Berita Terkait
-
Skandal Rp 285 Triliun: Anak Riza Chalid Diduga Kantongi Rp3,07 T dari Korupsi Minyak
-
'Mangkir Berjamaah?' 4 Saksi Korupsi Digitalisasi SPBU Kompak Absen dari Panggilan KPK
-
Dorong Pengembangan Energi Hijau, Pemda Bengkulu Dukung PLN Kembangan PLTP Hululais & Kepahiang
-
Jurus Kilang Pertamina Internasional Hadapi Tantangan Ketahanan Energi
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Drama Saham DADA: Dari Terbang 1500 Persen ke ARB Berjamaah, Apa Penyebabnya?
-
Emiten Afiliasi Haji Isam PGUN Buka Suara Soal Lahan Sawit
-
Resmi! Pansel Dewas dan Direksi BPJS 2026-2031 Dibentuk, Seleksi Dimulai Pekan Ini
-
Menko Airlangga Bongkar Alasan Cabut PIK 2 dari Daftar PSN Prabowo
-
Telkom Dukung Kemnaker Siapkan Program Pemagangan bagi Lulusan Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Menkeu Purbaya soal Perang Dagang AS-China: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung!
-
Dikritik 'Cawe-Cawe' Bank BUMN, Menkeu Purbaya: Saya Dewas Danantara!
-
Jurus Kilang Pertamina Internasional Hadapi Tantangan Ketahanan Energi
-
IFG Catat Pengguna Platform Digital Tembus 300 Ribu Pengguna