Suara.com - Platform belanja online atau biasa disebut e-commerce, terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, di mana Indonesia bahkan disebut-sebut merupakan pasar e-commerce terbesar di kawasan Asia Pasifik.
Menanggapi hal tersebut, CEO Blanja.com, Aulia E. Marinto mengatakan bahwa e-commerce harus memberikan kontribusi positif dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, utamanya melalui pemberdayaan UKM.
"Sampai hari ini, industri e-commerce menjadi pilar harapan Indonesia. Menjadi lead form peningkatan ekonomi, yang pada korelasinya, bagaimana produk lokal mampu dijadikan satu kebanggaan. Kami kemudian melihat industri ini (e-commerce) salah satu solusi utama. Kami tidak boleh kalah di sini dan tidak boleh tidak memanfaatkan inovasi teknologi di bidang ini," kata Aulia saat acara Kaleidoskop 4 Tahun Perjalanan Blanja.com di Jakarta, Senin, (28/5/2018).
Untuk itu, sebagai salah satu pemain di bidang platform belanja online, Blanja.com mencoba melakukan diferensiasi dengan menonjolkan produk-produk dari 45 ribu UKM binaan 118 BUMN.
Blanja.com sendiri merupakan e-commerce yang lahir dari dua perusahaan besar yaitu Telkom Indonesia (BUMN) dan e-Bay, perusahan jual-beli barang atau jasa yang bermarkas di San Jose, California.
"Faktanya, pertama, kami BUMN jadi tidak mungkin kami tidak menjadi agen pembangunan dan pengembangan UKM. Kedua, ada ceruk di mana produk lokal tidak diperhatikan," imbuhnya.
Aulia melanjutkan, e-commerce baiknya tak melulu hanya menjadi wadah bagi pedagang untuk berdagang, tapi juga wadah bagi produsen untuk berdagang.
Karenanya ia melalui Blanja.com menyediakan tempat secara cuma-cuma bagi produsen yang memiliki barang bagus dan dianggap mampu menghasilkan trafic bagi laman Blanja.com itu sendiri.
"Inilah yang kemudian kami wujudkan dalam bentuk corner spesifik asli Indonesia," tambah Aulia.
Bukan tanpa tantangan, ia mengatakan bahwa banyak UKM tak hanya perlu dididik mandiri secara digital, tapi juga perlu didampingi selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.
"Pada satu titik, kita harus membuat si penjual mandiri secara digital. Itu yang kita coba tanamkan dan itu sangat tidak mudah," tutup Aulia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Anggaran Makan Bergizi Gratis Tembus Rp20 Triliun, Penyerapan Melonjak Tiga Kali Lipat!
-
Disindir soal Subsidi LGP 3Kg, Menkeu Purbaya: Mungkin Pak Bahlil Betul
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
Dharma Jaya Klaim Bukukan Pertumbuhan Bisnis 190 Persen
-
Sebelum Dilegalkan, 34.000 Sumur Minyak Rakyat Sedang Diverifikasi
-
Santai! Menko Airlangga Yakin Rupiah Kebal Guncangan Shutdown Amerika!
-
Kementerian ESDM: Stok BBM SPBU Swasta Akan Kosong sampai Akhir 2025 Jika Tak Beli dari Pertamina
-
Rupiah Kembali Menguat pada Jumat Sore
-
Rupiah Makin Ganas, Dolar AS Keok Imbas Penutupan Pemerintahan Trump?
-
Tak Hanya KPR, BTN Genjot Penyaluran KUR UMKM