Suara.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan, jika dirinya dilengserkan dari jabatannya sebagai presiden AS, maka pasar saham akan hancur dan semua orang akan miskin.
“Jika saya diberhentikan, saya pikir pasar akan crash. Saya tidak tahu bagaimana Anda menuduh seseorang yang melakukan pekerjaan hebat,” kata Donald Trump dalam wawancara Fox and Friends yang disiarkan Kamis (23/8/2018).
Lalu apa benar hal tersebut bisa terjadi? Analis Wall Street sepertinya memiliki pandangan yang berbeda.
Saat ini, pasar saham tampaknya mengabaikan kekisruhan politik di sekitar Donald Trump. Indeks-indeks utama Wall Street hanya sedikit berubah hari Selasa (21/8/2018) ketika mantan pengacara pribadinya, Michael Cohen mengaku bersalah atas pelanggaran terkait keuangan kampanye yang tampaknya akan menyeret Donald Trump dan mantan manajer kampanye Paul Manafort divonis bersalah atas delapan tindakan penipuan bank.
Chief Market Strategist B Riley FBR Art Hogan mencatat, investor sudah menuai keuntungan dari kebijakan ekonomi Donald Trump, seperti kebijakan pemangkasan pajak korporasi.
"Market tidak sentimental. Mereka melihat pemerintahan, dan mendapatkan kebijakan yang pro-bisnis seperti yang diinginkan. Hal itulah yang diambil," kata Hogan.
Keluarnya presiden dari panggung politik bahkan bisa menguntungkan pasar saham. Hal ini mengingat banyaknya oposisi di sektor keuangan dan dunia usaha terhadap kebijakan perdagangan Donald Trump.
Kebijakan tersebut telah memicu ketegangan dengan Cina, Eropa dan negara dengan perekonomian besar lainnya di seluruh dunia.
"Kebiasaan Twitter Trump juga tidak bisa dikesampingkan," kata Hogan.
"Tidak akan ada tweet-tweet yang mengganggu dan kebijakan ekonomi buruk terhadap perdagangan. Pasar melihat hal itu sebagai hal yang positif,” tambahnya.
Wakil Presiden Mike Pence, yang akan menggantikan Donald Trump bila impeachment terjadi, tidak terlihat sebagai seorang yang proteksionis dan hakwish sehingga pasar mungkin akan bereaksi secara positif, kata Hogan.
Menurut Hogan, investor saat ini lebih mencemaskan mengenai prospek perang dagang dengan Cina. Perusahaan pemeringkat kredit Moody's dalam laporannya yang dirilis Rabu memprediksi bahwa hubungan perdagangan Amerika dengan Cina akan memburuk. Dan hal itu akan menghambat pertumbuhan ekonomi AS.
Kristina Hooper, chief global market strategist Invesco Ltd berpendapat Donald Trump tidak akan dimakzulkan.
"Jika pemakzulan tetap terjadi, market akan mengalami volatilitas dan mungkin saja aksi jual yang signifikan. Tapi saya yakin pergerakan yang volatil itu hanya untuk jangka pendek," jelasnya.
Hooper menguraikan ada beberapa alasan yang mendasari pendapatnya itu. Pertama, AS sudah mendapatkan kebijakan terbaik dari Donald Trump yakni reformasi pajak dan deregulasi.
"Elemen lain dari kebijakan yang tengah dia dorong, khususnya kebijakan perdagangan, tidak menyokong pertumbuhan dan mencemaskan para pimpinan perusahaan," urainya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
Terkini
-
Gaji Pensiunan ASN, TNI Dan Polri Taspen Naik Tahun 2025: Cek Faktanya
-
AADI Tebar Dividen Interim Rp4,17 Triliun, Potensi Rp 536 per Saham: Cek Jadwalnya
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
Harga Emas Stabil di US$ 4.000, Apakah Bisa Tembus Level US$ 5.000?
-
Prediksi Bitcoin: Ada Proyeksi Anjlok US$ 56.000, Analis Yakin Sudah Capai Harga Bottom
-
Bocoran 13 IPO Saham Terbaru, Mayoritas Perusahaan Besar Sektor Energi
-
MEDC Kini Bagian dari OGMP 2.0, Apa Pengaruhnya
-
Industri Pelayaran Ikut Kontribusi ke Ekonomi RI, Serap Jutaan Tenaga Kerja
-
Emiten CGAS Torehkan Laba Bersih Rp 9,89 Miliar Hingga Kuartal III-2025
-
Grab Akan Akuisisi GoTo, Danantara Bakal Dilibatkan