Suara.com - Pengamat dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara menyatakan, pelemahan rupiah bisa berdampak ke sektor konsumsi. Salah satunya, daya beli masyarakat akan turun.
Bhima menjelaskan, dengan makin tingginya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS maka ongkos produksi akan mahal. Sehingga, produsen barang dan jasa akan menaikkan harga imbas dari ongkos produksi yang naik.
"Harga di level produsen sudah naik, jadi tinggal tunggu waktu pengaruh ke harga jual. Baru nanti ketika harga akan naik daya beli juga mulai tergerus," ujar Bhima saat dihubungi Suara.com, Selasa (2/10/2018).
Bhima menuturkan, pelemahan daya beli juga tercermin dari tingkat inflasi September 2018 yang mengalami deflasi 0,18 persen. Dengan deflasi, sambung Bhima, justru menunjukkan perekonomian sedang tidak beres.
"Pelaku pasar juga mencermati efek pengumuman inflasi bulan September 2018 yang tercatat deflasi 0,18 persen. Deflasi menunjukkan konsumsi rumah tangga melambat," imbuh dia.
Untuk diketahui, rupiah kembali tersungkur terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada hari ini (2/10/2018) nilai tukar rupiah telah menyentuh Rp 15.000 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah pada hari ini berada di level Rp 15.042 per dolar AS. Posisi tersebut melemah dibandingkan pada pergerakan sebelumnya di level Rp 14.910 per dolar AS.
Sementara, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini berada di level Rp 14.988 per dolar AS. Posisi itu juga melemah dari hari sebelumnya di level Rp 14.905 per dolar AS.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
INET Umumkan Rights Issue Jumbo Rp1,78 Triliun, Untuk Apa Saja Dananya?
-
Tukad Badung Bebas Sampah: BRI Gandeng Milenial Wujudkan Sungai Bersih Demi Masa Depan
-
Lowongan Kerja KAI Properti untuk 11 Posisi: Tersedia untuk Semua Jurusan
-
Cukai Tembakau Tidak Naik, Ini Daftar Saham yang Diprediksi Bakal Meroket!
-
BRI Peduli Salurkan Ambulance untuk Masyarakat Kuningan, Siap Layani Kebutuhan Darurat!
-
IHSG Cetak Rekor Pekan Ini, Investor Asing Banjiri Pasar Modal Indonesia
-
Cara Hemat Rp 10 Juta dalam 3 Bulan untuk Persiapan Bonus Natal dan Tahun Baru!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Beda Jenjang Karier Guru PNS dan PPPK, Apakah Sama-sama Bisa Naik Jabatan?