Suara.com - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan tahun depan tekanan terhadap nilai tukar rupiah akan berkurang. Hal tersebut disebabkan oleh tiga faktor.
“Faktor pertama adalah kenaikan suku bunga Bank Sentral AS yang diperkirakan hanya sebanyak dua kali, dibandingkan tahun ini yang sebanyak empat kali,” ujarnya di Bank Indonesia, Kamis (4/10/2018).
Suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI 7 Days Repo Rate diketahui juga telah naik lima kali sejak April 2018 hingga September 2018. Pada April 2018 suku bunga BI bertengger di level 4,75 persen sedangkan per September suku bunga telah mencapai angka 5,75 persen atau setera 150 basis poin.
Kedua, lanjut Perry, investor diperkirakan akan kembali menaruh dananya di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Berbeda dengan tahun ini dengan banyak dana asing yang keluar dari Indonesia akibat kebijakan yang diambil oleh AS.
"Investor global tidak mungkin terus pegang tunai, mereka yang menarik dananya dari emerging market, sekarang sudah mulai taruh di emerging market, termasuk indonesia. Tahun depan mulai taruh kembali di emerging market," ujarnya.
Ketiga, defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) Indonesia di 2019 diperkirakan lebih rendah dibandingkan tahun ini. Hal tersebut berkat upaya yang dilakukan pemerintah dalam menekan defisit ini.
“Karena itu kami memperkirakan tekanan tahun depan tidak akan lebih tidak berat dibandingkan tahun ini. Oleh karena itu mari kita lakukan gandeng tangan, langkah dan tugas bersama untuk memperbaiki kondisi perekonomian," ujar Perry.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
INET Umumkan Rights Issue Jumbo Rp1,78 Triliun, Untuk Apa Saja Dananya?
-
Tukad Badung Bebas Sampah: BRI Gandeng Milenial Wujudkan Sungai Bersih Demi Masa Depan
-
Lowongan Kerja KAI Properti untuk 11 Posisi: Tersedia untuk Semua Jurusan
-
Cukai Tembakau Tidak Naik, Ini Daftar Saham yang Diprediksi Bakal Meroket!
-
BRI Peduli Salurkan Ambulance untuk Masyarakat Kuningan, Siap Layani Kebutuhan Darurat!
-
IHSG Cetak Rekor Pekan Ini, Investor Asing Banjiri Pasar Modal Indonesia
-
Cara Hemat Rp 10 Juta dalam 3 Bulan untuk Persiapan Bonus Natal dan Tahun Baru!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Beda Jenjang Karier Guru PNS dan PPPK, Apakah Sama-sama Bisa Naik Jabatan?