Suara.com - Prabowo Subianto menyatakan jajaran elite negara gagal mengelola ekonomi Indonesia. Menurutnya, jajaran elite tersebut enggan menyentuh pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.
Prabowo menjelaskan kegagalan pemerintah dalam mengelola ekonomi Indonesia itu patut dikoreksi. Prabowo menginginkan pasal 33 kembali menjadi acuan negara dalam menjalankan perekonomian.
"Kita harus berani untuk mengkoreksi sistem yang salah kembali ke jalan yang benar seusai dengan rancang bangun yang ditetapkan dan digariskan pendiri-pendiri kita," jelas Prabowo saat pidato pada acara Rakernas LDII, di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin, Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (11/10/2018).
Prabowo menceritakan kalau belum ada ketua umum partai manapun yang membicarakan pasal 33 kecuali dirinya. Seperti diketahui pasal 33 itu berbunyi (ayat 1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. (ayat 2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
"Saya tanya, ada nggak ketum partai lain yang bicara pasal 33? Saya mau tanya. Mungkin yang ada sekarang yang ada di koalisi saya pimpin," ujarnya.
Bahkan kata Prabowo, sempat ada beberapa ekonom yang datang ke DPR RI guna mengupayakan penghilangan pasal 33.
Selain itu, Prabowo pun menjelaskan bahwa dirinya jarang diundang oleh fakultas-fakultas ekonomi di Indonesia lantaran dirinya yang selalu membahas pasal 33.
Menurutnya, fakultas-fakultas ekonomi di Indonesia menerapkan sistem ekonomi neoliberal. Padahal, Prabowo mengungkapkan pemikiran neoliberal itu sudah mulai ditinggalkan di negara-negara luar.
Oleh sebab itu, Prabowo menilai jajaran elite negara gagal dalam mengatur sistem perekonomian Indonesia karena enggan melirik pasal 33.
"Akhirnya apa? Menjalankan ekonomi Indonesia dengan mencetak utang, mencetak utang, dan mencetak utang. Dan rakyat yang harus memikul beban," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
Harga Emas Antam Melonjak Drastis dalam Sepekan
-
Hari Minggu Diwarnai Pelemahan Harga Emas di Pegadaian, Cek Selengkapnya
-
Orang Kaya Ingin Parkir Supercar di Ruang Tamu, Tapi Kelas Menengah Mati-matian Bayar Cicilan Rumah
-
Mampukah Dana Siap Pakai dalam APBN ala Prabowo Bisa Pulihkan Sumatera?
-
Anak Purbaya Betul? Toba Pulp Lestari Tutup Operasional Total, Dituding Dalang Bencana Sumatera