Suara.com - Masa libur Natal dan tahun baru telah usai. Warga Jakarta yang memanfaatkan libur panjang untuk berlibur atau pulang kampung sudah kembali beraktivitas seperti biasa.
Hal yang menjadi kebiasaan adalah, banyaknya cucian yang menumpuk setelah ditinggal selama masa liburan. Hal ini tentu menjadi peluang tersendiri bagi para pengusaha jasa cuci pakaian atau laundry.
Di saat musim libur selesai, laundry biasanya langsung kebanjiran pakaian kotor. Hal itu seperti dialami salah satu tempat laundry kiloan Hope Laundry di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.
Salah satu karyawan Hope Laundry, Suntari (40) mengatakan, tempat laundry tempatnya bekerja saat ini banjir cucian kotor masyarakat usai masa liburan. Biasanya, dalam sehari Suntari hanya mencuci sekitar 20 kilogram pakaian. Namun kini, melonjak hingga 40 kilogram sehari.
"Ya kalau momen kayak gini banyak. Kan abis liburan biasanya males, jadi ke laundry saja. Ini udah biasa kalau lebaran juga kayak gini," ujar Suntari kepada Suara.com, Kamis (3/1/2019).
Meski orderan mencuci banyak, Suntari tidak merasa kewalahan. Dia bilang, semua pelayanan laundrynya hampir selesai tepat waktu.
"Ya enggak (kewalahan) kan kita ada karyawan lain. Kalau di sini 4-5 hari selesainya. Semua pelayanan hampir tepat waktu. Kalau lagi banyak gini palingan mundur sehari. Tapi ada juga yang tepat waktu," tutur dia.
Hal sama juga dialami tempat jasa laundry lainnya, Simply Fresh. Tempat jasa cucian ini juga kebanjiran pakaian kotor.
Pemilik Simply Fresh, Adam menyebut, pada hari biasa pihaknya hanya menangani sekitar 17 kilogram pakaian kotor. Namun di saat musim liburan selesai melonjak hingga 30 kilogram per hari.
Baca Juga: Istana Ungkap Alasan Kepala BNPB Willem Rampangilei Diganti
"Ya kalau naik pasti itu. Biasanya orang enggak ada waktu buat nyuci. Jadi orang ke tempat laundry," kata dia.
Namun, baik Suntari dan Adam tidak mengambil untung dengan menaikkan harga laundry di tempat jasa laundrynya. Tarif yang dikenakan setiap kilonya sama seperti biasanya.
"Enggak naikin lah, ini masih sama kok Rp 9 ribu per kilogram," ungkap Suntari.
Berita Terkait
-
Berhadiah 150 Juta, Yuk Ikut Lomba Cerita Liburan Akhir & Awal Tahun
-
Diterjang Tsunami, Kisah Pelancong Jakarta Seharian di Atas Pohon Kelapa
-
Libur Akhir Tahun, Okupansi Hotel Naik Drastis
-
Libur Natal dan Tahun Baru, Hotel Alila Jakarta Punya Program Menarik
-
Warga Jakarta Ikut Terkena Tsunami, Bani Kritis, Adiknya Ditemukan Tewas
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok
-
Kapasitas PLTP Wayang Windu Bakal Ditingkatkan Jadi 230,5 MW