Suara.com - Tol Trans Jawa yang menghubungkan Merak sampai Pasuruan digadang-gadang mampu memperlancar arus logistik. Namun, ada fakta lain, para pengusaha logistik dan truk justru belum merasakan manfaat tol Trans Jawa itu.
Besaran tarif tol Trans Jawa yang dirilis oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk dinilai belum berpihak pada pengusaha logistik dan truk.
Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Jawa Tengah, Tony Winarno menyebut, adanya tol Trans Jawa malah menambah biaya logistik.
"Infrastruktur ini untuk siapa, kalau untuk rakyat, mengapa tarifnya sangat mahal. Tarif mahal sangat merugikan," kata Tony Winarno, Rabu (9/1/2019).
Dia menyebut, untuk biaya antar logistik dari Semarang ke Surabaya melewati tol Trans Jawa, harus mengeluarkan biaya Rp 259 ribu untuk sekali jalan. Sementara ongkos solar Rp 200 ribu sekali jalan.
Ongkos itu, dikalikan dua kali yakni untuk pulang pergi sebesar Rp 518 ribu plus dengan biaya bahan bakar Rp 400 ribu pulang pergi pula.
"Biaya logistik malah makin meningkat, harusnya bisa memangkas biaya, ini malah menambah biaya. Dari segi bisnis tentu tidak menguntungkan bagi pengusaha logistik," tutur Tony.
Selama ini, kata Tony, barang-barang logistik yang paling banyak dikirim oleh anggota Asperindo mayoritas barang UMKM dari Solo, Semarang, maupun Yogyakarta dengan tujuan berbagai kota termasuk luar Jawa Tengah.
"Tarif tol mahal akan berimbas pada usaha kecil yang dikirim dari pengrajin. Bagi kami tol hanya jalur alternatif saja, kami lebih memilih jalur di luar tol meski harus memutar," paparnya.
Sementara itu, Nugroho Arif dari Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah merasakan hal yang sama. Tol Trans Jawa belum berpihak pada pengusaha truk.
"Infrastruktur tol Trans Jawa belum berpihak pada truk, rest area khusus truk minim. Repot jika ada ban pecah atau mesin rusak, susah masuk tol kirim perlengkapan dan tim servis," kata Nugroho.
Karenanya, Nugroho mengaku armada truknya cenderung memilih lewat jalur Pantura. Selain sepi karena kendaraan pribadi yang lebih memilih masuk tol, juga banyak bengkel dan tambal ban sepanjang Pantura.
"Masuk tol harus biaya lagi, keuntungan ada tol Trans Jawa saat ini hanya buat jalan Pantura lebih sepi kendaraan pribadi," tuturnya.
Pengalamannya, sejak tol Trans Jawa diresmikan Desember kemarin, saat lewat Pantura hanya memakan waktu 24 jam untuk satu sopir dengan istirahat.
"Sebelum ada tol Trans Jawa, Pantura macet, bisa lebih satu hari perjalanan. Kasihan sopir harus menanggung biaya perjalanan tambahan," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Air Minum Bersih untuk Semua: Menjawab Tantangan dan Menangkap Peluang Lewat Waralaba Inklusif
-
Airlangga: Stimulus Ekonomi Baru Diumumkan Oktober, Untuk Dongkrak Daya Beli
-
Berdasar Survei Litbang Kompas, 71,5 Persen Publik Puas dengan Kinerja Kementan
-
Belajar Kasus Mahar 3 M Kakek Tarman Pacitan, Ini Cara Mengetahui Cek Bank Asli atau Palsu
-
BPJS Ketenagakerjaan Dukung Penguatan Ekosistem Pekerja Kreatif di Konferensi Musik Indonesia 2025
-
Kementerian ESDM Akan Putuskan Sanksi Freeport Setelah Audit Rampung
-
Indonesia Tambah Kepemilikan Saham Freeport, Bayar atau Gratis?
-
Kripto Bisa Sumbang Rp 260 Triliun ke PDB RI, Ini Syaratnya
-
Duta Intidaya (DAYA) Genjot Penjualan Online di Tanggal Kembar
-
4 Fakta Penting Aksi BUMI Akuisisi Tambang Australia Senilai Rp 698 Miliar