Suara.com - Prabowo Subianto menyebut beberapa perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah mengalami kerugian besar.
Kerugian besar tersebut dikatakan Prabowo terjadi pada masa pemerintahan Presiden Jokowi. Kerugian besar disebutkan terjadi di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
"Negara yang membiarkan kondisi keuangan BUMN-BUMN utama kita dalam kondisi sulit. Garuda, pembawa bendera Indonesia, perusahaan yang lahir dalam perang kemerdekaan rugi besar," ujarnya, Senin (14/1/2019) malam.
Selain Garuda, Prabowo juga menyebut beberapa nama BUMN lain yang dianggap tengah mengalami kerugian diantaranya PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.
"Pertamina, perusahaan penopang pembangunan Republik Indonesia, sekarang dalam kesulitan. Demikian juga PLN, demikian Krakatau Steel. Jika pun ada BUMN yang untung, untungnya tidak seberapa," jelasnya.
Seolah menepis ucapan Prabowo, Pertamina dalam keterangannya menuturkan bahwa kondisi perusahaan saat ini dalam kondisi baik.
Berikut isi pernyataan Pertamina yang disampaikan oleh Media Communication Manager Pertamina, Arya Dwi Paramita pada Selasa (15/1/2018).
Pada 2018, Pertamina mencatatkan berbagai momen penting. Sebut saja alih kelola Blok Mahakam, Blok Rokan, dan blok terminasi lainnya yang sebelumnya dikelola oleh asing.
Pada tahun kemarin Pertamina juga meresmikan pengembangan TBBM Maumere sebagai penopang supply BBM di Indonesia Timur. Proyek ini diikuti dengan 29 proyek lainnya senilai Rp 20 triliun.
Baca Juga: Prabowo Bicara soal Gaji Dokter, Tompi Beri Tanggapan Nyeleneh
Seiring dengan itu Pertamina terus melanjutkan program BBM Satu Harga ke 124 titik wilayah 3T di Indonesia, dan sejumlah investasi lain seperti digitalisasi SPBU.
Tak ketinggalan, Pertamina terus melanjutkan proses RDMP yang telah selesai proses tender.
Dengan sejumlah program tersebut yang sudah berjalan pada 2018, maka bisa terlihat bahwa Pertamina dalam kondisi positif sebagai perusahaan.
Karena semua program itu bisa berjalan dengan baik tentunya karena diiringi dengan kondisi perusahaan yang juga dalam kondisi baik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
-
Meski Perpres Sudah Terbit, Tapi Menkeu Purbaya Mau Review Ulang Soal Kenaikan Gaji ASN 2025
-
Prabowo: Indonesia Mengakui dan Jamin Keamanan Israel Jika Palestina Merdeka
-
Profil Glory Lamria: Diaspora Viral Usai Kunjungan Presiden di Amerika Serikat
-
Analisis IHSG Hari Ini Usai Wall Street Cetak Rekor Didorong Harga Saham Nvidia
Terkini
-
IHSG Sempat 'Kesenggol', tapi Pakar Bilang Masih Ada Sinyal Bangkit Hari Ini
-
BI Sebut Ekonomi Indonesia Hanya Sanggup Tumbuh 5,1 Persen Tahun Ini
-
Harga Emas Antam Naik Lagi, Ada 'Sihir' Kebijakan The Fed di Balik Harganya
-
MBG Tembus 300 Triliun, Cukup untuk Biaya Kuliah Gratis Bagi 288 Ribu Sarjana
-
Anggito Abimanyu Jadi Ketua, Daftar Susunan Terbaru Anggota Dewan Komisioner LPS
-
Pemda Kini Bisa Gunakan Penjaminan dalam Pengadaan Barang dan Jasa
-
Aman New York: Biaya Menginap Capai Rp 400 Juta, Ini Profil Hotel Elit di AS
-
Jangan Sampai Bokek! Ini Cara Ampuh Atur Keuangan Agar Tak Jadi Korban Ketidakpastian Ekonomi
-
LPS Minta Bank-bank Terbuka pada Nasabah Soal Bunga Penjaminan
-
Emas Antam Harganya Paling Mahal Hari Ini Tembus Rp 2.164.000 per Gram