Suara.com - Indonesia hadir dalam acara ASEAN +3 Conference on Social Enterprises, pada 6-8 Maret 2019, di Swissotel Bangkok Ratchada Hotel, Bangkok, Thailand. Kehadiran Indonesia kali ini mengangkat isu tentang pentingnya koperasi sebagai menjadi wadah bagi berbagai kegiatan wirausaha sosial.
Melalui topik "Social Enterprises di tingkat ASEAN plus 3 Conference", Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop dan UKM), Meliadi Sembiring, didampingi Kepala Biro Perencanaan Kemenkop dan UKM, Ahmad Zabadi, serta Kepala Bagian Koordinasi Perundang-Undangan Kemenkop dan UKM, Henra Saragih, menyuguhkan tema yang dibawa delegasi Indonesia.
"Semua yang melibatkan kegiatan social enterprise, yang melibatkan sejumlah besar masyarakat, maka koperasilah yang paling cocok dalam mengakomodir mereka," kata Meliadi.
Acara itu digelar oleh ASEAN, bekerja sama dengan Department of Social Development and Walfare, Ministry of Social Development and Human Security, Social Enterprise Thailand Assiociation, British Council, dan United Nations Economic and Social Communication for Asia and the Pacific (United Nations ESCAP).
Pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan dari 10 negara anggota tetap ASEAN dan dihadiri oleh 3 negara partisipan, yaitu Jepang, Korea Selatan, dan Cina. Perwakilan negara diwakili dari unsur pemerintahan dan pelaku wirausaha sosial, atau yang dikenal dengan social enterprises.
Adapun tujuan pertemuan ini adalah untuk diskusi tentang perkembangan social enterprise, khususnya di negara-negara Asia Tenggara. Beberapa pelaku wirausaha sosial diberi kesempatan untuk menjelaskan kegiatan yang mereka lakukan dan menyajikan dampak positif aktivitas yang sudah diberikan kepada masyarakat.
Acara secara khusus dibuka oleh General Chatchai Sarikulya, Deputy Prime Minister of Thailand.
Isu mengenai wirausaha sosial beberapa waktu terakhir, hangat dibahas. Beberapa negara, misalnya Korea Selatan, telah mengatur kegiatan social enterprise di negaranya dengan membuat social enterprise sertifikat. Dengan sertifikat ini, negara dapat mengetahui aktivitas mereka dan jika diperlukan, akan ada insentif khusus.
Bahkan di beberapa negara, social enterprise ini pun sudah diatur dalam Undang-Undang tersendiri, termasuk Malaysia. Thailand dilaporkan sedang menyusun Undang-Undang tentang social enterprise.
Baca Juga: Kemenkop dan UKM Latih 30 Pegiat Film Sumbar tentang Koperasi
Pada pertemuan ini, Indonesia juga menghadirkan para pelaku wirausaha sosial, di antaranya Heliati Hilman, CEO of Javara Indonesia, dan Romy Cahyadi, CEO Instella Indonesia.
Javara telah membangun rantai pasok dan bekerja sama dengan petani kecil, penghasil makanan, dan membentuk cakupan penghasil bahan bahan organik dari daerah-daerah terpencil.
Saat ini, Javara telah menjalin kerja sama dengan 25.000 petani seluruh Indonesia, melayani 300 pengusaha retail, hotel dan restauran seluruh Indonesia, dan mengekspor produknya ke-23 negara di 5 benua.
Kemudian, Instella, selama ini konsentrasi pada pendidikan untuk sekolah-sekolah di pedalaman Indonesia. Melalui pendidikan, usaha sosial itu bertujuan untuk memberikan pemahaman melakukan usaha, dengan tetap memperhatikan akibatnya terhadap lingkungan dan masyarakat.
Meliadi mengatakan, di Indonesia, saat ini sebenarnya telah banyak pelaku usaha yang menerapkan diri sebagai social enterprises.
"Tapi belum ada data pasti terhadap social enterprises tersebut, karena memang agak sulit untuk menentukan bentuk usaha dari social enterprise, apakah koperasi, PT, yayasan atau bentuk usaha lain," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Kemenperin Mau Stop Impor, Dana Belanja Pemerintah Hanya untuk TKDN Tinggi
-
Rendahnya Utilitas vs Banjir Impor: Menperin Ungkap Tantangan Industri Keramik Nasional
-
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Timur Capai Rp5,39 Triliun, Berpotensi Bertambah
-
Apa Itu De-Fi atau Decentralized Finance? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
IPO SpaceX Ditargetkan 2026, Valuasinya 28 Kali Lebih Besar dari BBCA
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen