Suara.com - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menilai, Indonesia mampu menjaga ketahanan ekonominya pada tahun 2018. Menurut Perry, tahun 2018 merupakan tahun yang berat bagi perekonomian global.
Hal tersebut diakibatkan dari kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS dan China), pertumbuhan ekonomi yang melambat, serta ketegangan perang dagang antara AS dengan China.
"Kita patut bersyukur, harus bersyukur bahwa kinerja ekonomi Indonesia pada tahun 2018 cukup baik. Stabilitas bisa kita pulihkan, inflasi terkendali, nilai tukar dapat dikendalikan, stabil, bahkan menguat di sekitar Rp 14,100 - Rp 14.200," kata dia dalam peluncuran Buku Perekonomian Indonesia 2018 di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2019).
Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia ini membeberkan, kunci dari ketahanan ekonomi tersebut yaitu sinergi. Tahun kemarin, Perry melihat, pemerintah, BI dan swasta kompak untuk membuat kebijakan agar ekonomi Indonesia bisa tahan dari gejolak ekonomi global.
Dari BI sendiri, pihaknya telah menaikan suku bunga sebanyak 6 kali dari 4,5 persen jadi 6 persen hingga sekarang.
"Bukan karena inflasi tinggi tapi menahan arus kembalikan modal asing dan menguatnya dolar AS. Kita imbangi keseimbangan nilai tukar sesuai fundamentalnya. Mulai triwulan 4 tahun lalu arus modal balik ke Indonesia dan mampu memulihkan kondisi jadi stabil dan tahan," jelas dia.
Dalam hal ini, Perry mengucapkan terima kasih ke Menteri Keuangan karena sudah menjaga defisit fiskal dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Selain itu, dia juga berterima kasih pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) karena telah ikut serta menjaga stabilitas sistem keuangan.
"Terimakasih pak menko, banyak kebijakan reformasi struktural diluncurkan jaga momentum pertumbuhan ekonomi, pengembangan infrastruktur cepat, perbaikan iklim. Investasi, memotong prosedur, dorong UMKM dan lain-lain, dorong sisi penawaran, salah satu kunci sinergi. Indonesia tahun lalu bisa lewati dengan capaian cukup baik, stabilitas terjaga pertumbuhan ekonomi membaik," pungkas dia.
Baca Juga: Bank Indonesia: Rupiah Bisa Bergerak di Bawah Rp 14.000
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
PNM Raih Penghargaan Internasional Kategori Best Microfinance Sukuk 2025
-
Bersama Bibit.id dan Stockbit, Temukan Peluang Baru Lewat Portrait of Possibilities
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
Bansos PKH Oktober 2025 Kapan Cair? Ini Kepastian Jadwal, Besaran Dana dan Cara Cek Status
-
Profil PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE), Ini Sosok Pemiliknya
-
BRI Ajak Warga Surabaya Temukan Hunian & Kendaraan Impian di Consumer BRI Expo 2025
-
TikTok Dibekukan Komdigi Usai Tolak Serahkan Data Konten Live Streaming Demo
-
Maganghub Kemnaker: Syarat, Jadwal Pendaftaran, Uang Saku dan Sektor Pekerjaan
-
Perusahaan Ini Sulap Lahan Bekas Tambang jadi Sumber Air Bersih
-
2 Hari 2 Kilang Minyak Besar Terbakar Hebat, Ini 5 Faktanya