Suara.com - Direktur Jenderal Prasaranan dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), Sarwo Edhy mengatakan, bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) dari pemerintah diperkirakan mampu menekan biaya operasional petani sekitar 35 persen hingga 48 persen. Ini berarti bantuan tersebut mampu membantu aktivitas petani dalam memperlancar usahanya.
Menurutnya, alsintan semakin berpengaruh pada kesejahteraan petani, sekaligus menjadi solusi terkait makin langka dan mahalnya biaya buruh tani.
“Alsintan mampu menekan biaya operasional 35 hingga 48 persen dalam produksi petani. Dulu, petani bisa membajak sawahnya satu hektare selama berhari-hari, tapi kini cukup 2 hingga 3 jam saja," ujarnya, Jakarta, Senin (8/4/2019).
Dengan perkembangan positif tersebut, Sarwo Edhy berharap, bantuan alsintan pada 2019 semakin banyak dan semakin menyejahterakan petani.
Sebagai contoh, dengan bantuan combine harvester, panen bisa secara otomatis dalam sekali jalan. Alat tersebut dilengkapi penebas, perontok, yang kemudian mengeluarkan gabah. Petani bisa langsung memasukkan gabah ke dalam karung, sehingga waktu bisa terpangkas dengan efisien.
“Di beberapa tempat, luasan panen mencapai 3 hektare dan bisa dilakukan dalam waktu 3 jam saja, asalkan cuaca bagus dan tanah tidak lembek," ujarnya.
Petani Desa Mundu, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (Jabar) sudah memanfaatkan alsintan dalam 2 - 3 tahun terakhir. Petani pun merasakan manfaat langsung dari aneka alsintan, salah satunya menjadi solusi mahalnya ongkos buruh tani di Kecamatan Mundu, Cirebon.
“Penggunaan alsintan sangat membantu petani, mulai olah tanah hingga panen. Kami bisa mengolah tanah, menanam dan panen lebih cepat sehingga lebih efektif dan efisien," papar Ketua Kelompok Tani Cikendal Makmur Desa Mundu, Maman Suherman.
Menurutnya, petani di Desa Mundu sangat terbantu dengan tersedianya alsintan dari UPJA, sebab untuk mendapatkan buruh tani di sini sangat sulit dan ongkosnya mahal.
Baca Juga: Kementan : Pestisida Palsu Sangat Rugikan Petani dan Produsen
Bapak empat anak ini juga mengakui, setelah menggunakan alsintan, usaha taninya lebih bagus. Produktivitas padi yang ditanam 5 - 6 ton per hektare gabah kering panen (GKP), yang harganya Rp 3.700 - Rp 3.800 per kilogram.
“Kalau gabah kering giling (GKG) Rp 4.500 per kilogram. Semua gabah dari petani di sini umumnya dijual melalui koperasi," ujarnya.
Menurut Maman, petani Mundu bisa tanam padi 2 kali per tahun, yakni pada Januari - Maret.
“Memang sawah sebagian besar sudah irigasi, namun di musim kemarau, yaitu April - Juli, petani di sini lebih suka menanam palawija seperti jagung. Setelah musim penghujan, petani bisa menanam padi lagi," kata Maman.
Ia menambahkan, di Desa Mundu masih banyak tengkulak yang membeli padi atau jagung dengan cara ijon, sehinggadijual dengan harga murah.
" Kami minta pemerintah atau Bulog untuk turun tangan mengatasi masalah ini, " ujar Maman.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Harga Emas Kompak Meroket: Galeri24 dan UBS di Pegadaian Naik Signifikan!
-
Pabrik Chip Semikonduktor TSMC Ikut Terdampak Gempa Magnitudo 7 di Taiwan
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Tahun 2025, Update Terbaru OJK Desember
-
Daftar Bank yang Tutup dan 'Bangkrut' Selama Tahun 2025
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra