Suara.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menanggapi seruan kepada masyarakat untuk menarik uang besar-besaran pasca kerusuhan 22 Mei 2019. Ia mengimbau seruan tersebut untuk tidak dibesar-besarkan.
Diketahui seruan tersebut untuk gerakan menolak hasil rekapitulasi Pilpres yang memenangkan pasangan nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) - Maruf Amin.
Menurutnya seruan menarik uang besar-besaran diharapkan tidak akan terjadi, karena bisa mengganggu kestabilan ekonomi.
"Tidak mungkin dong, kalau kita namanya membangun negara itu tidak menarik uang besar-besaran. Jangan terlalu dibesar-besarkan, itu tidak ada argumentasinya," ujar Wimboh Santoso, Selasa (27/5/2019).
Wimboh menuturkan, dengan menyimpan uang di bank berdampak positif untuk kegiatan ekonomi. Uang yang masuk ke bank akan diolah untuk aktivitas ekonomi.
"Jadi uang itu justru dimasukan dalam sistem, agar industri keuangan ini bisa menyalurkannya untuk kegiatan ekonomi," tambahnya.
Selain itu menyimpan uang tunai menurutnya sangat beresiko. Dengan menyimpan uang di bank artinya ikut berkontribusi untuk memperkuat negara.
"Uang itu kalau disimpan di kantong tidak ada manfaatnya. Tapi kalau kamu taruh di bank, uang itu bukan berarti hilang oleh bank," pungkasnya.
Baca Juga: DPR Minta OJK Pantau Maraknya Penukaran Uang Jelang Lebaran
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Pakar Ingatkan Risiko Harga Emas, Saham, hingga Kripto Anjlok Tahun Depan!
-
DPR Tegaskan RUU P2SK Penting untuk Mengatur Tata Kelola Perdagangan Aset Kripto
-
Mengapa Rupiah Loyo di 2025?
-
Dukungan LPDB Perkuat Layanan Koperasi Jasa Keselamatan Radiasi dan Lingkungan
-
LPDB Koperasi Dukung Koperasi Kelola Tambang, Dorong Keadilan Ekonomi bagi Penambang Rakyat
-
Profil Agustina Wilujeng: Punya Kekayaan Miliaran, Namanya Muncul di Kasus Chromebook
-
RUPSLB BRI 2025 Sahkan RKAP 2026 dan Perubahan Anggaran Dasar
-
Pemerintah Jamin UMP Tak Bakal Turun Meski Ekonomi Daerah Loyo
-
Mengapa Perusahaan Rela Dijual ke Publik? Memahami Gegap Gempita Hajatan IPO
-
KEK Mandalika Kembali Dikembangkan, Mau Bangun Marina