Suara.com - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian meyakini perang dagang antara Amerika Serikat dengan China dapat mereda. Menurutnya tensi perang dagang antar kedua negara itu ditentukan pada triwulan II 2019.
Deputi Bidang Koordinasi Makro dan Keuangan, Iskandar Simorangkir menjelaskan, bila pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat menurun bisa dipastikan perang dagang akan melonggar. Bahkan ketegangan perang dagang tidak akan berlangsung lama.
"Kalau pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat turun, saya termasuk yakin tidak mungkin Amerika Serikat ngotot terus menerus perang dagang, tensi tinggi seperti sekarang ini," ujar Iskandar Simorangkir, Senin (10/6/2019).
Iskandar memberi contoh, dampak perang dagang tidak terjadi pada negara Vietnam dan India. Pihaknya menyarankan untuk mengurangi impor dan meningkatkan ekspor untuk produk dalam negeri yang bisa diproduksi seperti negara China.
"Negara berkembang yang belum turun itu Vietnam, India selebihnya growth ekspornya udah negatif. Maka kita sudah melakukan langkah-langkah terkait ekspor produk China yang sejenis ke Amerika," tambahnya.
Menurutnya nilai ekspor pada triwulan I 2019 mengalami kontraksi minus 2,3 persen. Bahkan impor berkontraksi lebih besar dari pada ekspor sehingga harus ditekan seperti barang belanja modal.
"Memang salah satu cara mengerem dulu impor yang tidak berpengaruh langsung dan bisa diproduksi dalam negeri. Ngaruh langsung itu misalnya barang-barang belanja modal, kalo mesin-mesin bagus untuk investasi, ya jangan di rem," tuturnya.
Tag
Berita Terkait
-
Pertemuan G20 di Jepang Inginkan Ketegangan Perang Dagang AS-China Berakhir
-
Pemerintah Diminta Buat Inisiatif Baru Tangkal Perang Dagang AS - China
-
Terjebak Perang Dagang, Harley-Davidson Bakal Hengkang ke Eropa?
-
Perang Dagang dengan AS Disebut Pengaruhi Industri Otomotif China
-
Perang Dagang Bakal Masih Tekan Pergerakan Rupiah
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Hadirkan Musik Kelas Dunia Melalui Konser Babyface dengan Penawaran Eksklusif BRImo Diskon 25%
-
RDN BCA Dibobol Rp 70 Miliar, OJK Akui Ada Potensi Sistemik
-
ESDM Pastikan Revisi UU Migas Dorong Investasi Baru dan Pengelolaan Energi yang Berkelanjutan
-
Penyaluran Pupuk Subsidi Diingatkan Harus Sesuai HET, Jika Langgar Kios Kena Sanksi
-
Tak Mau Nanggung Beban, Purbaya Serahkan Utang Kereta Cepat ke Danantara
-
Modal Asing Rp 6,43 Triliun Masuk Deras ke Dalam Negeri Pada Pekan Ini, Paling Banyak ke SBN
-
Pertamina Beberkan Hasil Penggunaan AI dalam Penyaluran BBM Subsidi
-
Keluarkan Rp 176,95 Miliar, Aneka Tambang (ANTM) Ungkap Hasil Eksplorasi Tambang Emas Hingga Bauksit
-
Emiten PPRO Ubah Hunian Jadi Lifestyle Hub, Strategi Baru Genjot Pendapatan Berulang
-
Penumpang Kereta Api Tembus 369 Juta Hingga September 2025