Suara.com - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menegaskan, penguasaan keterampilan atau skill menjadi syarat wajib yang dibutuhkan dalam menghadapi dunia kerja, dengan perubahan pasar kerja yang semakin dinamis dan fleksibel. Untuk itu, pemerintah menjalankan konsep triple skilling untuk mengatasi ketimpangan soal ketrampilan angkatan kerja Indonesia, sehingga mampu masuk pasar kerja atau berwirausaha.
"Skill menjadi paling penting bagi angkatan kerja. Mereka dapat memproteksi diri, jika memiliki skill yang baik," kata Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri Kemnaker, Indah Anggoro Putri, dalam forum tematik dengan tema "Jobs and Sskills for A Brighter Future, International Labour Conference (ILC) ke-108, Jenewa, Swiss, Sabtu (15/6/2017).
Presiden Joko Widodo telah mencanangkan tahun 2019 sebagai tahun pengembangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pendidikan dan pelatihan vokasi. Pengembangan SDM tidak hanya difokuskan pada generasi muda saja, melainkan bagi semua usia.
"Pelatihan vokasi disediakan oleh pemerintah Indonesia dalam bentuk pemberian hard and soft skills secara masif, tanpa memandang usia dan latar belakang belakang pendidikan melalui triple skilling (skilling, upskilling, dan reskilling) bagi SDM Indonesia," kata Putri.
Skilling berarti mendorong dan memfasilitasi para angkatan kerja untuk berpartisipasi dalam program pelatihan vokasi di balai latihan kerja. Upaya tersebut juga didukung dengan program reskilling dan upskilling agar para pekerja yang terdampak job shifting bisa memperoleh keterampilan sesuai dengan tuntutan perkembangan dunia kerja.
Selain itu, mereka juga didorong untuk masuk ke job creation. Job creation adalah talent baru yang bertujuan untuk menginovasikan dan mengembangkan diri menjadi wirausaha dan sociopreuner.
Untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan perkembangan dunia kerja, konsep triple skilling harus terus dikembangkan melalui beberapa peningkatan di berbagai bidang. Pertama, pemerintah Indonesia melakukan pengembangan Balai Latihan Kerja (BLK) melalui konsep rebranding, reorientasi, dan revitalisasi (3R).
"Kedua, konsep triple skilling untuk pembangunan SDM/peserta pelatihannya, dan ketiga, instruktur di BLK harus ditingkatkan keahliannya, sehingga kita siap memasuki era industri 4.0 ke depan," kata Putri.
Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan dan kualifikasi yang dipersyaratkan oleh dunia kerja, maka pemerintah Indonesia juga menggalakkan program pemagangan di perusahaan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Baca Juga: Kemnaker Ajak Semua Pihak Antisipasi Revolusi Industri 4.0
"Program ini dimaksudkan untuk menciptakan calon pekerja yang memenuhi standar dan kualifikasi pasar kerja," kata Putri.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
-
Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T