Suara.com - Kementerian Pertanian (Kementan) akan mengikutserkan para petani di Sumatera Selatan dalam Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Menjawab tawaran ini, para petani Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) inipun menyatakan kesiapannya.
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Sarwo Edhy mengatakan, dari target pengembangan Program Serasi 200 ribu hektare di Sumsel, pihaknya mengupayakan agar para petaninya ikut AUTP.
"Kita upayakan semua petani, kelompok tani yang ikut program Serasi, kita imbau untuk ikut asuransi program pemerintah," tambahnya, dalam Apresiasi Pemberdayaan Permodalan dan Asuransi Pertanian di Sumsel, Senin (19/8/2019).
Menurutnya, program asuransi pertanian yang dilaksanakan Kementan ini menjalankan amanat UU No 19/2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
"Dalam Pasal 37, diamanahkan kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk melindungi usaha petani dalam bentuk asuransi pertanian," tambahnya.
Dalam AUTP, petani padi hanya dengan membayar premi Rp 36 ribu, dengan subsidi pemerintah Rp 144 ribu per hektare per musim. Jika ada musibah, baik banjir maupun kekeringan, atau terkena hama penyakit, maka petani bisa mendapatkan penggantian sebesar Rp 6 juta per hektare.
"Ketika petani mengalami musibah, dia bisa bangkit kembali dengan uang Rp 6 juta sebagai modal awal untuk budi daya padi kembali," kata Sarwo.
"Siap ikut AUTP?" tanya Sarwo kepada para peserta, yang diikuti sekitar 135 perwakilan petani Serasi di Sumsel. Mereka pun menjawab serempak, "Siap!"
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel, Antoni Alam mengatakan, program AUTP di lahan Serasi sangat diperlukan petani.
"Asuransi ini sangat tepat. Mudah-mudahan para petani Serasi bisa meningkatkan target kepesertaan asuransi AUTP di Sumsel," tambahnya.
Direktur Pembiayaan Pertanian Kementan, Indah Megahwati menambahkan, upaya pemerintah dan pemerintah daerah mengikutkan petani dalam program AUTP merupakan salah satu strategi untuk mencapai target kepesertaan AUTP di Sumsel, yang saat ini masih sekitar 29 persen.
"Kami ingin pada akhir Agustus, di tiga provinsi, yakni Kalsel, Sumsel, dan Sulsel, insya Allah akan mendapatkan sekitar 60 persen yang ikut asuransi," harapnya.
Berita Terkait
-
Kementan Ajak Petani di Banten Ikut Asuransi Usaha Tanaman Padi
-
Barito Kuala Jadi Lokasi Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani
-
Sawah di Lebak Puso, Kementan Ajak Petani Ikut Asuransi Usaha Tani Padi
-
Pupuk Berperan Penting Tingkatkan Produktivitas Tanaman Pertanian
-
Realisasi Premi Asuransi Ternak Sapi hingga Juli 2019 Capai Rp 17,48 M
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
-
Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T