Terjadinya penurunan kinerja ini disebabkan karena negara India, sebagai tujuan ekspor terbesar tengah menetapkan pelarangan sementara terhadap pemasukan sapu lidi atau broom stick asal Indonesia.
Hal ini yang tengah dilakukan sebagai upaya negosiasi persyaratan teknis oleh Barantan agar dapat dibuka kembali.
"Hari ini, kita sama-sama pastikan bahwa proses pemenuhan persyaratan teknis Sanitary and Phytosanitary (SPS) pada sapu lidi telah dapat dipenuhi oleh UD Khairatama selaku eksportir. Jangan sampai produk kita tertolak di negara tujuan karena tidak memenuhi persyaratan teknis SPS," kata Bukhari.
Pelepasan Ekspor Produk Pertanian Sumut
Pada kesempatan yang sama juga diekspor 6 komoditas pertanian Sumut lainya, dengan total 17,9 ribu ton dengan nilai Rp 35,5 miliar. Produk itu terdiri dari sapu lidi sejumlah 206 ton tujuan Pakistan, ijuk 3 ton tujuan Malaysia, kelapa parut 222,2 ton tujuan China
Selain itu ada juga Kelapa Serabut 36 ton tujuan Rusia, palm kernel expeller tujuan Yunani, dan pinang biji sejumlah 260 ton tujuan Iran.
Wakil Bupati Kabupaten Labuhan Batu Utara, Dwi Parantara, yang juga hadir dan turut melepas ekspor mengapresiasi upaya pembangunan pertanian yang dilakukan di wilayah kerjanya oleh jajaran Kementan.
Secara khusus, apresiasi juga disampaikan untuk Karantina Pertanian TBA yang telah menjaga kelestarian sumber daya alam hayati, sekaligus mendorong upaya pertumbuhan kinerja ekspor diwilayahnya.
"Hal ini bertujuan tidak saja sehat, aman dan berlimpah, tapi juga memiliki daya saing sehingga sehingga produk pertanian asal Sumut dapat laris di pasar global," tambah Dwi Parantara.
Sejalan dengan hal ini, Kepala Barantan menyampaikan, status kesehatan hewan dan tumbuhan di suatu wilayah sangat menentukan keberterimaan produk di pasar ekspor.
Baca Juga: Kementan Minta Petani Gunakan Pestisida Sesuai Anjuran
"Ke depan, selain kerja sama pusat dan daerah dalam pembangunan pertanian berorientasi ekspor, partisipasi masyarakat dalam menjaga kelestarian SDA juga penting. Mari optimalkan seluruh kekuatan yang ada untuk menyongsong cita-cita bersama kita, Indonesia sebagai lumbung pangan dunia," pungkas Jamil.
ia," pungkas Jamil.
Berita Terkait
-
Hortikultura Ramah Lingkungan, Ekspor ke 113 Negara Naik 11,92 Persen
-
Irigasi Perpompaan Tingkatkan Indeks Pertanaman Padi di Ciamis
-
Ponorogo Kekeringan, Namun Bisa Diatasi dengan Pompanisasi
-
Kementan : Frekuensi Ekspor 2019 di Riau Meningkat hingga 38,8 Persen
-
Kementan Dorong Penanaman Manggis untuk Konservasi dan Kurangi Emisi Karbon
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
Terkini
-
Komitmen Perkuat Ekonomi Rakyat, Bank Mandiri Bimbing PMI Jepang Jadi Wirausaha di Negeri Sendiri
-
ESDM: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bukan Harga Mati untuk Transisi Energi
-
Empowering Indonesia Report 2025: AI Berdaulat Jadi Fondasi Pertumbuhan Menuju Indonesia Emas 2045
-
BSI Siapkan 5 Strategi UMKM Naik Kelas
-
Laba PTPP Anjlok 97 Persen, Fokus Transisi ke Konstruksi Hijau dan Efisiensi Beban
-
Pantau Bansos PKH-BPNT 2025 Lewat SIKS-NG: Cek Status dan Pencairan Dana Kemensos
-
Jaga Harga Bahan Pokok, BI Terus Tingkatkan Ketahanan Pangan
-
Rupiah Mulai Bangkit Lawan Dolar Amerika
-
Emas Antam Runtuh, Hari ini Harganya Lebih Murah Jadi Rp 2.287.000 per Gram
-
Rokok Ilegal Ancam APBN, Ekonom Ingatkan Pengawasan Ketat di Tengah Jeda Kenaikan Cukai