Suara.com - Rasanya yang khas beraroma jeruk, dengan tingkat keasaman yang sedang, membuat kopi jenis Arabika asal petani di Kabupaten Kintamani, digemari di pasar dunia.
Aroma jeruknya berasal dari pohon jeruk yang secara turun temurun ditanam berdampingan dengan komoditas ini. Data sistem automasi Karantina Pertanian, IQFAST, mencatat tren peningkatan 44 persen pada kinerja ekspor biji kopi hingga Oktober 2019, jika dibanding dengan periode sama pada 2018.
Januari hingga Oktober tahun 2019, ekspor dilakukan 43,46 ton, dengan nilai Rp 4,8 miliar, dibandingkan dengan masa yang sama tahun 2018 yang hanya 32,8 ton senilai Rp 2,8 miliar.
Negara tujuan ekspornya pun bertambah dari hanya 9 negara menjadi 13 negara, diantaranya China, Saudi Arabia, Hongkong dan Austria.
"Bali dengan segala keunggulan daya tariknya, terus mencatat prestasi kinerja ekspor pertanian. Kami sangat mengapresiasi kerja sama seluruh stake holder baik pusat, daerah dan pelaku usaha. Buat masyarakat di Bali, kami juga mengajak untuk bersama-sama petugas karantina menjaga status kesehatan hewan dan tumbuhan agar produk pertanian di Bali tetap aman dikonsumsi, lestari dan laris di pasar ekspor," kata Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil, saat melakukan kunjungan kerja ke Kantor Karantina Pertanian Denpasar, Seminyak, Kuta Utara, Badung, Bali (12/10/2019).
Menurut Jamil, selaku fasilitator perdagangan, pihaknya menjadi penjamin kesehatan dan keamanan produk pertanian sesuai dengan protokol ekspor negara mitra dagang. Jamil juga melepas ekspor biji kopi Kintamani dengan volume 25 ton, senilai Rp 3 miliar ke Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Biji kopi merupakan kelompok medium risk atau komoditas risiko sedang, dengan target pemeriksaan bebas hama Hypothenemus hampeii. Serangkaian tindakan karantina dilakukan untuk memastikan produk memenuhi persyaratan Sanitary and Phytosanitary (SPS Measure).
Dalam memberikan layanan karantina, Barantan telah menerapkan layanan ekspor cepat berupa sistem in line inspection yang dapat mempercepat waktu bongkar muat barang di tempat pengeluaran baik melalui bandar udara, pelabuhan dan lainnya.
"Melalui layanan ini memungkinkan pemeriksaan karantina dilakukan sebelum proses pengemasan, sehingga waktu bongkar muat di dapat dipersingkat sekaligus menjamin produk pertanian aman dan sehat tiba di negara tujuan," tambah Jamil.
Baca Juga: Kementan Dukung Program Prioritas Toli-Toli Pertahankan Lahan Pertanian
Agro Gemilang Catat Tren Peningkatan
Sejalan dengan kebijakan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman untuk memacu ekspor, Karantina Pertanian Denpasar bekerja sama dengan instansi terkait di Bali mengggenjot program Agro Gemilang.
Program yang digagas Barantan dan telah diluncurkan Mentan di awal tahun ini, yang mulai menunjukkan hasil. Kepala Karantina Pertanian Denpasar, I Putu Terunanegara menyampaikan, kinerja eksportasi yang tercatat di wilayah kerjanya adalah peningkatan ragam komoditas sebanyak 43 persen hingga September 2019, dibanding periode sama pada 2018.
Sebanyak 207 jenis produk pertanian Bali menjadi unggulan ekspor, setelah tahun sebelumnya hanya 145 jenis.
Indikator keberhasilan lain program Ayo Galakkan Ekspor produk pertanian oleh generasi milenial bangsa ini adalah bertambahnya frekuensi pengiriman, yang semula pada 2018 sebanyak 1.307 kali, meningkat 27 persen menjadi 1.661 kali tahun ini. Hal ini juga seiring dengan peningkatan jumlah eksportir hingga 30 persen, yaitu 526 eksportir, sedangkan pada 2018, sejumlah 405 eksportir.
Fasilitasi layanan ekspor, layanan ekspor cepat, sinegisitas dengan pemangku kepentingan, perluasan akses pasar adalah rangkaian program Agro Gemilang di Denpasar. Tidak ketinggalan adalah terus mengajak masyarakat dalam berbagai kegiatan, khususnya ditujukan bagi generasi muda milenial untuk masuki bisnis ekspor komoditas pertanian.
Pada kesempatan yang sama, Kementan, melalui Karantina Pertanian Denpasar juga melepas ekspor dengan total 46,2 ton, atau setara dengan Rp. 5,7 miliar. Ekspor berupa kacang mede sebanyak 20 ton senilai Rp 2, 6 miliar ke Austria, bawang merah asal petani di Sumbawa sejumlah 1 ton senilai Rp 15 juta yang dikirim perdana ke Jepang, dan komoditas baru dan unik berupa tepung jangkrik sebanyak 100 kilogram, dengan nilai Rp 35 juta ke Inggris.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
Terkini
-
Apakah Gaji 3 Juta Bisa Beli Rumah KPR? Simak Penjelasan dan Skema Cicilannya
-
6 Ide Usaha Sampingan di Masa Pensiun Agar Tetap Produktif dan Bahagia
-
Langkah Keliru Danantara: Akuisisi Hotel di Mekkah Dinilai Berisiko dan Tabrak Mandat Investasi
-
Harga Cabai Rawit di Papua Pedas, Tembus Rp125 Ribu/Kg
-
Rupiah Bisa 'Bernafas Lega' Jelang Akhir Tahun
-
Pasca IPO, Superbank Tancap Gas! Laba Tembus Rp122 Miliar
-
Jelang Libur Nataru, Mayoritas Harga Pangan Nasional Kompak Melandai, Cabai dan Bawang Merah Turun
-
Sambut Nataru dan Tutup Buku 2025, BI Sesuaikan Jadwal Operasional Sistem Pembayaran
-
Tensi Panas! AS Adang Tanker Venezuela, Harga Minyak Mentah Global Langsung Melompat
-
Aturan Cuti Hamil 6 Bulan dan Ketentuan Gaji yang Wajib Dipenuhi Perusahaan