Suara.com - Pengusaha sekaligus politikus Partai Gerindra, Sandiaga Uno ikut mengomentari soal 100 hari kinerja Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin
Sandiaga menilai, sejauh ini kondisi ekonomi nasional belum menunjukan kegairahan bagi para pelaku usaha nasional, sehingga pertumbuhan ekonomi masih stagnan di level 5 persen.
"Kalau di bidang ekonomi seperti kita prediksikan memang belum terlihat dari segi sisi pertumbuhan," kata Sandiaga saat ditemui di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (30/1/2020).
Meski lemah dalam soal perbaikan ekonomi, namun Sandi memberikan tepuk tangan soal komitmen Jokowi yang ingin memperbaiki kondisi neraca dagang Indonesia dan investasi.
"Tapi saya ingin garis bawahi, ada perbaikan di neraca perdagangan dan ini surprise juga, ada titik terang di investasi ini surprise juga," katanya.
Meski ada perbaikan Sandi menambahkan bahwa masih ada pekerjaan rumah buat Jokowi yang harus diselesaikan dalam waktu dekat ini, yakni soal reformasi birokrasi.
"Tapi masih banyak permasalahan yang berkaitan dengan classical issue ya, isu isu klasik seperti reformasi birokrasi dan berkaitan dengan apa yang sebetulnya ingin diselesaikan dengan omnibus law," katanya.
Sehingga kata pria yang gagal maju menjadi Wakil Presiden 2018 lalu ini menganggap kinerja 100 hari Jokowi dan Ma'ruf ini belum bisa menjadi patokan apakah pemerintahan berhasil atau tidak.
"Tentunya 100 hari enggak cukup untuk menilai satu kebijakan yang baru digulirkan, tinggal kami pastikan bahwa semua kebijakan itu terukur karena kita juga bicara konvensi data ya, dengan data data yang bisa kami lihat sebagai hasil kinerja pemerintahan sekarang," katanya.
Baca Juga: Kini Pengusaha Sukses, Sandiaga Uno Ternyata Pernah Jadi Guru Les
"Banyak sekali data yang simpang siur, ini harus kita selaraskan dan dari data ini kita bisa. Beri kesempatan sebetulnya, 100 hari terlalu short untuk tim baru ini. Tapi ada beberapa titik terang walaupun masih banyak PR yang belum tersentuh sama sekali."
Berita Terkait
-
Rocky Gerung Beri Nilai 9 untuk Kebohongan Jokowi, PSI: Cukup Menghibur
-
100 Hari Kerja Dikritik, Maruf: Jika Wapres Menonjol Jadi Matahari Kembar
-
Yasonna Laoly Pecat Dirjen Imigrasi dan 4 Berita Populer Lainnya
-
Kini Pengusaha Sukses, Sandiaga Uno Ternyata Pernah Jadi Guru Les
-
100 Hari Jokowi - Ma'ruf Amin, Rocky Gerung Beri Nilai 9 untuk Kebohongan
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Diresmikan Prabowo, Jembatan Ini Habiskan 10 Ribu Ton Semen
-
Akhir Tahun jadi Berkah Buat Industri Logistik
-
IHSG Turun Dibayangi The Fed, Ini Analisis Rekomendasi Saham Trading Jumat 12 Desember
-
CPNS 2026 Diutamakan untuk Fresh Graduate, Menpan-RB Ungkap Alasannya
-
Ancam Rumahkan 16 Ribu Pegawai Bea Cukai, Purbaya Sebut Perintah dari 'Bos Atas'
-
SHIP Tambah 1 Armada VLGC Perluas Pasar Pelayaran Migas Internasional
-
Mentan Amran Pastikan Pemerintah Tangani Penuh Pemulihan Lahan Pertanian Puso Akibat Bencana
-
Strategi Asabri Hindari Fraud dalam Pengelolaan Dana Pensiun
-
Bisnis Properti di Negara Tetangga Tertekan, Fenomena Pajak Bisa Jadi Pelajaran
-
Manuver Purbaya Tarik Bea Keluar Emas, Ini Efeknya Versi Ekonom UI