Suara.com - Anggota Komisi VI DPR RI Marwan Jafar menyatakan prioritas pembangunan industri nasional di sektor industri manufaktur sudah selayaknya didukung secara kritis, bertahap sambil tetap menjaga keterkaitan kesinambungannya.
Sebab, kata Marwan, sektor industri manufaktur juga diyakini akan banyak menyerap tenaga kerja siap pakai sehingga mampu mengundang investor serta berkontribusi terhadap pendapatan nasional dan pertumbuhan perekonomian. Sekaligus, diharapkan dapat menekan defisit neraca pembayaran dan neraca perdagangan.
"Selain bertugas mengawasi secara kritis, kami juga akan terus mendorong dan mengawal ketat sejumlah program prioritas pembangunan industri nasional yang sedang dan akan ditempuh pemerintah," kata Marwan di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (10/2/2020).
Marwan mengemukakan, lembaganya akan fokus pada aspek penyerapan tenaga kerja dalam program prioritas pembangunan industri nasional.
"Kami akan fokus menyoroti aspek seberapa besar penyerapan tenaga kerja yang dapat tercapai, termasuk dalam konteks meningkatkan keahlian dan daya saing sumber daya manusia di bidang perindustrian di era millenial saat ini dan ke depan," katanya.
Dia juga menyampaikan, aspek transformasi sektor industri manufaktur juga diharapkan mampu menopang pembangunan wilayah-wilayah industri baru di banyak lokasi di Sumatera, Kalimantan Selatan serta sejumlah lokasi lain di Madura, Maluku Utara, Sulawesi Utara dan wilayah Papua Barat.
Selain itu, pengembangan sektor industri kecil dan menengah (IKM) juga perlu mendapat perhatian serta dilibatkan secara khusus seiring pembangunan beberapa wilayah industri baru sebagai penggerak perekonomian di daerah.
Mantan Manteri Desa-PDTT itu juga mengingatkan, sesuai program prioritas Making Indonesia 4.0, infonya pemerintah fokus mengakselerasi sektor manufaktur melakukan transformasi ke arah industri 4.0 atau digitalisasi. Upaya strategis ini dinilai bisa meningkatkan produktivitas secara lebih efisien sehingga mampu mendongkrak daya saing.
Karena itu, Kementerian Perindustrian harus proaktif mengajak kalangan pelaku IKM melek atau mengakrabi dunia digital, bukan hanya buat industri skala besar saja.
Baca Juga: Gantikan NSHI, Erick Thohir Bentuk Kluster Industri Manufaktur
"Yang jelas, komitmen Kementerian Perindustrian yang memproyeksikan pertumbuhan industri manufaktur mencapai angka 5,3 persen pada 2020, akan selalu kita tagih dan kawal terus," katanya.
Berita Terkait
-
Jokowi: Industri Nasional Ternyata Mampu Buat Produk Teknologi Unggulan
-
Gantikan NSHI, Erick Thohir Bentuk Kluster Industri Manufaktur
-
Pengamat CSIS Sebut Demo Buruh Dapat Turunkan Kinerja Industri
-
Industri Manufaktur Jadi Tulang Punggung Perekonomian RI
-
Industri Manufaktur Nasional Diklaim Semakin Bergairah
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- 22 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 12 Oktober: Klaim Pemain 112-113 dan Jutaan Koin
Pilihan
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Tahan Air dengan Sertifikat IP, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
Terkini
-
Rekomendasi Aplikasi Sekuritas Mirip Stockbit, Biaya Murah dan Terdaftar OJK
-
Siap-siap! Kantor Menkeu Purbaya Bakal Kenakan 'Pajak Gula' Buat Coca-cola Cs
-
Menkeu Purbaya: Saya Tak Suka Banyak Utang!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan dari Bekasi, Gunung Kidul dan Sukadana
-
Menkeu Purbaya Buka Opsi Turunkan PPN, Ditentukan Akhir Tahun
-
Imajinasi Iklim dari Pinggiran: Cerita yang Tak Terdengar di Forum-forum Megah Pemerintah
-
Pemerintah Tarik Utang Hingga Rp 501,5 Triliun, Wamenkeu Ungkap Realisasinya
-
Target Lifting Minyak APBN 2025 Sudah Terlampaui, Menteri Bahlil: Insya Allah Lebih dari Target
-
Kolaborasi dengan Kemenkop, DJKI Kemenkum Targetkan 8.000 Koperasi Merah Putih Daftarkan Merek