Suara.com - Harga logam mulia seperti emas dan palladium anjlok cukup dalam terparah dialami palladium sebanyak 28 persen pada perdagangan Kamis (12/3) kemarin, karena panic selling didorong kekhawatiran yang meningkat seputar pandemi virus corona.
Sementara itu harga emas ikutan anjlok dengan turun 4 persen karena investor bergegas untuk menutupi margin call pada aset lain.
Sedangkangkan platinum melorot hampir 13 persen dan perak menyusut lebih dari 7 persen di awal sesi.
"Ini adalah pergerakan terburu-buru untuk uang tunai dan tipe kepanikan ringan. Yang kita lihat adalah pelaku pasar dan investor yang secara sembarangan menjual setiap kelas aset," kata David Meger, Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures seperti dilansir dari Reuters Jumat (13/3/2020).
"Orang menjual posisi emas dan perak untuk membiayai posisi ekuitas atau situasi lainnya," tambahnya.
Saham global terjerembab di bawah ambang batas bear market dan minyak turun 8 persen setelah Presiden Donald Trump melarang perjalanan (travel ban) dari Eropa untuk membendung penyebaran virus korona, mengancam lebih banyak gangguan pada ekonomi dunia.
Palladium turun ke level terendah sejak awal Oktober 2019, yakni 1.653,51 dolar AS per ounce.
"Terlepas dari penurunan secara keseluruhan pada logam mulia, pergerakan palladium diperburuk oleh berita awal pekan ini tentang terobosan dalam teknologi catalytic converter, memungkinkan lebih sedikit penggunaan logam tersebut, yang merusak sentimen keseluruhan," kata Tai Wong, Kepala Perdagangan Logam Dasar dan Logam Mulia BMO.
Logam auto-catalyst itu merosot lebih dari 35 persen sejak mencapai level tertinggi sepanjang masa 2.875,50 dolar AS per ounce pada 27 Februari, karena kekhawatiran permintaan mulai membayangi katalis kekurangan pasokan yang tajam.
Baca Juga: Harga Emas Dunia Turun untuk Menutupi Margin Pasar Saham
Sedangkan harga emas di pasar spot, sementara itu, turun 3,2 persen menjadi 1.582,35 dolar AS per ounce. Emas berjangka Amerika Serikat ditutup 3,2 persen lebih rendah menjadi 1.590,30 dolar AS per ounce.
Emas menghapus keuntungan dari lonjakan yang melampaui level 1.700 dolar AS per ounce untuk kali pertama sejak akhir 2012, Senin, ketika investor bergegas menuju aset safe haven di tengah cepatnya penyebaran virus korona.
"Pandemi Covid-19 membuat pasar global dalam situasi panik. "Ketika ragu, keluarlah" adalah mantra hari ini," kata analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.
Bank sentral global mengambil langkah-langkah untuk membantu ekonomi mengatasi meningkatnya biaya akibat virus korona. Federal Reserve menurunkan suku bunga dalam langkah darurat pekan lalu.
Perak turun 5,6 persen menjadi 15,79 per ounce dolar AS, sebelumnya menyentuh level terendah sejak pertengahan Juli.
Platinum kehilangan 11 persen menjadi 768 dolar AS per ounce, di jalur untuk mencatat hari terburuk sejak September 1986.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
-
Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T