Suara.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal pekan ini (13/4/2020) dibuka loyo. Melemahnya IHSG ini di tengah-tengah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejak Jumat lalu hingga 14 hari ke depan.
Mengutip data perdagangan RTI IHSG dibuka turun tipis 0,09 persen atau menguat 4 poin ke level 4.644.
Membuka perdagangan saham, IHSG awalnya dibuka merah, sebelum sempat berbalik hijau ke level 4.653. Tak berapa lama kemudian IHSG kembali turun.
Tepat pukul 9 lewat 24 menit IHSG sudah ambles 24 poin atau 0,53 persen menuju 4.624.
Melemahnya IHSG ini juga diikuti amblesnya indeks LQ45 yang naik 5 poin atau turun 0,8 persen ke level 694.
Mengawali pembukaan perdagangan terdapat 120 saham menguat, 160 saham melemah, dan 131 saham stagnan.
Pada level tersebut transaksi perdagangan mencapai 1,5 miliar lembar saham dengan nilai mencapai Rp 1,4 triliun dengan 94 ribu kali frekuensi.
Analis Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama melihat, berdasarkan indikator MACD telah membentuk pola golden cross di area negatif. Sementara itu, Stochastic dan RSI berada di area netral.
Di sisi lain, terlihat pola bullish pin bar yang mengindikasikan adanya penguatan lanjutan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area resistance.
Baca Juga: Ada PSBB, Jamkrindo Sesuaikan Operasional Layanan
"Berdasarkan rasio fibonacci, support pertama maupun kedua memiliki range pada level 4.529 and 4.397. Sementara itu, resistance pertama maupun kedua memiliki range pada 4.697 hingga 4.883," ujar Nafan dalam riset hariannya, Senin (13/4/2020).
Sementara, analis Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya mengamati, pergerakan IHSG hingga saat ini masih bergerak dalam rentang yang cukup terbatas namun dibayangi oleh gelombang tekanan yang terlihat belum akan berakhir.
Sentimen dari pergerakan nilai tukar Rupiah serta fluktuasi harga komoditas akan turut mewarnai pergerakan IHSG.
"Tapi, momentum koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek dengan kategori trading harian," kata William.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
Terkini
-
BSI Salurkan Rp 52,18 Triliun untuk Pembiayaan Sektor UMKM
-
BRI Peduli Ubah Lahan Sempit Jadi Lumbung Pangan Lewat Program BRInita
-
Harga Emas Antam Terjun Bebas Rp 177.000 per Gram, Cek Deretannya
-
Rupiah Terkoreksi Lawan Dolar Amerika, Ini Faktornya
-
Asabri Ungkap Strategi Investasi Jaga Dana Pensiun TNI-Polri Tetap Aman
-
Viral Cerai Jelang Pelantikan PPPK, Berapa Gaji Suami Melda Safitri?
-
IPC TPK Catat Kenaikan Kinerja 15.1% di Akhir Triwulan III 2025
-
IHSG Bergerak Dua Arah di Awal Sesi, Tapi Berpotensi Koreksi
-
AHY Dorong Optimalisasi Anggaran Infrastruktur Tanpa Abaikan Kualitas
-
Lagi Naik Daun, Saham BBCA Diproyeksikan Harganya Bisa Tembus Segini