Suara.com - Presiden Jokowi mendapat rapor merah soal penanganan mewabahnya virus corona atau Covid-19 di tanah air. Rapor merah tersebut setelah Institute for Development of Economics and Finance (Indef) melakukan riset big data di media sosial khususnya twitter soal respons masyarakat terhadap penangan Covid-19 oleh pemerintah.
"Dari sekitar 22.574 perbincangan di twitter, sekitar 88 persen masyarakat memiliki sentimen negatif," kata peneliti Indef Datalyst Center, Imam Maulana dalam konferensi pers melalui video teleconference di Jakarta, Minggu (26/4/2020).
Adapun topik utama perbincangan dalam media sosial tersebut adalah soal Kartu Prakerja dan simpang siurnya kebijakan yang diambil Pemerintah dalam penanganan Covid-19.
Sementara ekonom senior Indef Didik J Rachbini dalam kesempatan yang sama mengatakan, riset big data ini dilakukan Indef dengan sangat hati-hati dengan menghilangkan seluruh akun-akun buzzer politik.
"Riset big data ini berbeda dengan survei. Riset big data terkait orang dan akun-akun yang jumlahnya banyak. Umar dan Imam (peneliti Indef Datalyst Center) sudah menghilangkan buzzer-buzzernya," kata Didik.
Didik pun mengatakan perbincangan bernada negatif di media sosial tersebut harus jadi cerminan untuk pemerintah agar melakukan penanganan virus corona lebih baik lagi.
"Ini cermin bagi pemerintah agar lebih solid ke depan sehingga bisa berhasil dalam mengatasi Covid-19. Salah kata-kata menjadi tidak tegas terutama mudik akan menimbulkan efek kepada nyawa orang," kata Didik.
Sementara dari hasil riset Big Data tersebut selain Jokowi adalah Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly dengan 6.895 perbincangan dan 81 persen sentimen negatif.
Setelah Yasonna, ada nama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dengan 2.384 perbincangan dan 76 persen sentimen negatif.
Baca Juga: Bisnis Kaesang Pangarep Anak Presiden Jokowi Diserang Hoaks
Di posisi keempat terbesar adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dengan 1.167 perbincangan.
Meski di posisi keempat, Luhut yang kini juga menjabat sebagai Plt Menteri Perhubungan ini mendapat sentimen negatif tertinggi kedua setelah Jokowi, dengan 86 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
Terkini
-
Soal Isu Merger dengan GOTO, Presiden Grab: Ngapain? Pertumbuhan Kami Lagi Bagus di Indonesia!
-
Menkeu Purbaya Mau Cacah Baju Thrifting, UMKM Mau Tampung?
-
100 Rumah Tangga Fakfak Dapat Listrik Gratis lewat Program BPBL
-
Muncul Penipuan Pembiayaan Mekaar Digital, PNM Imbau Masyarakat Lebih Waspada
-
Emiten Kelapa Sawit MKTR Raup Laba Bersih Rp 36,78 Miliar di Kuartal III-2025
-
BI: Utang Luar Negeri Indonesia Turun Tembus Rp 7.092 Triliun
-
Perkuat Ekonomi Kerakyatan, Holding Ultra Mikro BRI Salurkan Rp632 Triliun pada 34,5 Juta Debitur
-
Dorong Pemanfaatan Teknologi AI Inklusif, Telkom dan UGM Jalin Kerja Sama Strategis
-
OCA AI Assistant Tingkatkan Interaksi Pelaku Usaha dengan Pelanggan
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!