Suara.com - Harga logam mulia atau emas terus menembus rekor tertinggi saat pandemi Virus Corona atau Covid-19. Di Indonesia saja,harga emas patokan Antam per Jumat (22/5/2020), untuk satu gram dibandrol di Rp 916.000.
Lantas dengan situasi yang serba sulit akibat pandemi virus corona, apakah dengan menjual emas merupakan sesuatu hal yang menguntungkan?
Kepala Divisi Bisnis PT Pegadaian Galeri 24 Luh Putu Andarini punya pendapat lain. Menurutnya, kebutuhan setiap orang berbeda di saat pandemi seperti saat ini, ada yang membutuhkan ada pula yang tidak terlalu membutuhkan uang cash.
"Kita lihat likuiditas dulu, kalau semisal ketat yah lebih baik menjual, tapi semisal tidak terlalu ketat yang lebih ditahan atau pun jika terpaksa di gadai saja," kata Luh saat Bincang Online Kilau Investasi Emas yang diselenggarakan Suara.com, Jumat (22/5/2020).
"Saya sangat ketat (likuiditas), sehingga saya butuh menjual emas saya, maka apa boleh buat. Tapi sebenarnya kalau memang masih bisa ditahan di Pegadaian bisa gadai sehingga teman-teman tidak perlu sampai menjual emasnya itu kan," tambah Luh.
Memang diakuinya, saat harga emas meroket tinggi, biasanya masyarakat gatal untuk segera ingin menjualnya, karena ingin mengejar margin keuntungan saat berinvestasi emas.
"Jujur saja dengan kenaikan harga emas dini yang sangat tinggi sehingga harga jual kembalinya itu juga sangat menarik, itu kadang-kadang memang memiliki keinginan untuk segera menjual," kata dia.
Dia menambahkan, saat terjadi kenaikan harga emas seperti saat ini, menabung emas adalah pilihan yang bijak. Hal ini dikarenakan menabung dalam bentuk emas merupakan investasi yang paling menguntungkan dan bersifat likuid atau mudah dicairkan.
"Apakah ini (menjual) memang menjadi sebuah kebutuhan likuiditas, apabila memang tidak karena kan itu harga emas akan naik terus jika memang tidak apakah kami bisa beli dengan berat yang sama dikemudian hari," katanya.
Baca Juga: Pandemi Corona, Investasi Emas Menguntungkan Tidak?
"Tapi saran saya sebaiknya ditahan atau digadaikan saja emasnya. Selama masih ada jalan keluar yang sebaiknya jangan dijual dulu tapi memang jika benar-benar sudah sangat urgen, mungkin baru bisa dijual," katanya.
Berita Terkait
-
Pandemi Corona, Investasi Emas Menguntungkan Tidak?
-
LIVE STREAMING: Investasi Emas, Solusi Anti Krisis saat Pandemi Covid-19
-
Kala Wabah Virus Corona, Media Diminta Jadi Penentu Kebenaran informasi
-
Arkadia Digital Media Kado Suara.com Logo Baru dan Lahirkan Iklandisini.com
-
Arkadia Digital Media Luncurkan Iklandisini.com dan Logo Baru Suara.com
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Babak Baru Industri Kripto, DPR Ungkap Revisi UU P2SK Tegaskan Kewenangan OJK
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok