Suara.com - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memprediksi bahwa kerugian negara yang disebabkan pandemi Virus Corona atau Covid-19 bisa mencapai Rp 320 triliun.
Angka tersebut didapat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang kuartal I yang hanya tumbuh 2,97 persen.
"Kalau tahun lalu kan bisa hampir 5 persen (pertumbuhan ekonomi) dalam situasi normal, tapi sekarang sampai kuartal I hanya tumbuh 2,97 persen, berarti ada lost potential growth sekitar 2,03 persen. Nah, tinggal dikuantitatifkan saja dengan PDB yang sekarang di Rp 15.800 triliun kali 2 persen itu," kata Kepala Pusat Kebijakan Makro Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Hidayat Amir dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa (2/6/2020).
Potensi kerugian negara pun akan semakin buruk, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia terus turun. Karena itu, Kemenkeu bakal melakukan penyelamatan ekonomi dengan sejumlah instrumen yang telah disiapkan.
"Jadi kami menggunakan berbagai indikator yang tidak konvensional, kita coba tracking dari aktivitas penerbangan, konsumsi listrik, jadi kalau google ada google mobility, men-capture penurunan aktivitas ekonomi seperti apa," katanya.
Sebelumnya, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan potensi pertumbuhan ekonomi pada kuartal selanjutnya bisa lebih buruk dibandingkan dengan kuartal 1 yang tumbuh 2,97 persen.
"Indonesia saat ini kita masih berada di 3 persen (pembulatan 2,97 persen), apakah mungkin lebih buruk lagi jelas iya," kata Febrio saat media briefing bersama wartawan beberapa waktu lalu.
Meski berpotensi lebih buruk, Febrio menambahkan, pemerintah tentu tidak tinggal diam saja dalam situasi ini, menurutnya sejumlah kebijakan akan ditempuh pemerintah demi meredam dampak yang lebih dalam lagi.
"Melihat bahwa kuartal II akan lebih buruk dari pada kuartal I dan apakah kuartal III bisa lebih baik dari pada kuartal II ini sedang kita usahakan dengan segala kebijakan yang di rancang pemerintah, harapannya untuk perekonomian kita yang sedang tertekan, tapi bagaimana caranya supaya tekanan itu diredam," kata Febrio.
Baca Juga: Sri Mulyani Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,5 Persen di RAPBN 2021
"Kita sedang berusaha meredam dampak negatif secara sosial masyarakat, kita berusaha untuk menghambat supaya tingkat penganggurannya meningkatnya tidak terlalu tajam, kemiskinannya meningkat tapi semoga sangat sedikit dan itu yang sedang kita usahakan," katanya.
Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 akan semakin babak belur dihajar virus corona, untuk itu dirinya terus mengantisipasi dampak negatif agar ekonomi tak semakin jatuh.
"Kuartal II kita harus antisipasi lebih dalam lagi jatuhnya," kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengatakan sepanjang kuartal I saja ekonomi Indonesia sudah jatuh cukup dalam dengan hanya mampu tumbuh 2,97 persen saja.
Tak hanya itu konsumsi masyarakat Indonesia juga jatuh cukup dalam, dimana dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada kuartal I ini daya beli masyarakat anjlok cukup dalam sebesar 2,84 persen, padahal di kuartal sebelumnya angkanya masih diatas 5 persen.
"Kalau tahun lalu kan konsumsi itu Rp 9.000 triliun lebih, Pulau Jawa 55 persen lebih dari Rp 5.000 triliun, sekarang kalau Rp 5.000 triliun di rumah ya tidak akan sampai, memang dampaknya berat bangat dalam kuartal II," ungkap Sri Mulyani.
Tag
Berita Terkait
-
Sri Mulyani: Tantangan Kita Sekarang Membangun New Normal
-
Hampir Tak Ada Kegiatan Bisnis, Kuartal II Ekonomi RI Makin Ambyar
-
Penempatan Dana Pemerintah Hanya untuk Bank yang Sehat
-
Pemerintah Putar Otak Agar Ekonomi Indonesia Tak Semakin Babak Belur
-
Sri Mulyani Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,5 Persen di RAPBN 2021
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Bukan Sekadar Bantuan, Pemberdayaan Ultra Mikro Jadi Langkah Nyata Entaskan Kemiskinan
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
-
Pakar: Peningkatan Lifting Minyak Harus Dibarengi Pengembangan Energi Terbarukan
-
Pertamina Tunjuk Muhammad Baron Jadi Juru Bicara
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya
-
KB Bank Catat Laba Bersih Rp265 Miliar di Kuartal III 2025, Optimistis Kredit Tumbuh 15 Persen
-
Ekspor Batu Bara RI Diproyeksi Turun, ESDM: Bukan Nggak Laku!
-
IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial
-
Pengusaha Muda BRILiaN 2025: Langkah BRI Majukan UMKM Daerah