Suara.com - Mantan Deputi Senior Bank Indonesia (BI) sekaligus Direktur Lembaga Perkembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Mirza Adityaswara meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 akan semakin jatuh terjerembab negatif akibat pandemi virus corona atau Covid-19.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih buruk dari pada yang saat ini ada, kemungkinan besar di kuartal II ini mungkin bisa negatif," kata Mirza dalam sebuah diskusi secara virtual, Selasa (19/5/2020).
Negatifnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tersebut imbas hampir tidak adanya kegiatan ekonomi yang dilakukan, karena pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB untuk memperkecil kasus penularan virus corona, terutama di wilayah DKI Jakarta yang menyumbang 30 persen porsi ekonomi nasional.
"Karena kuartal II itu bisa dibilang tidak ada aktivitas. Sedikit sekali aktivitas sektor riil karena ada PSBB di berbagai kota, termasuk di Jakarta," paparnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya telah merilis angka pertumbuhan Indonesia sepanjang triwulan I 2020 sebesar 2,97 persen, pertumbuhan ini jelas jauh melambat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,07 persen.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan 1 2020 ini tumbuh 2,97 persen," kata Kepala BPS Kecuk Suhariyanto dalam konfrensi pers secara virtual di Jakarta beberapa waktu lalu.
Rendahnya angka pertumbuhan ini disebabkan karena mewabahnya virus corona atau Covid-19 yang mengganggu aktivitas ekonomi global.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar 2,41 persen," katanya.
Baca Juga: Sri Mulyani Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,5 Persen di RAPBN 2021
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
-
Meski Ada Menkeu Purbaya, Bank Dunia Prediksi Ekonomi RI Tetap Gelap
-
Kritik Bank Dunia ke BUMN: Jago Dominasi Tapi Produktivitasnya Kalah Sama Swasta!
-
Harga Emas Naik Berturut-turut! Antam Tembus Rp 2,399 Juta di Pegadaian, Rekor Tertinggi
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
Terkini
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
-
Menkeu Purbaya Blak-blakan soal 26 Pegawai Pajak Dipecat: Menerima Uang, Tidak Bisa Diampuni!
-
Begini Nasib Anggaran MBG yang Bakal Ditarik Menkeu Purbaya Jika Tak Terserap
-
Meski Ada Menkeu Purbaya, Bank Dunia Prediksi Ekonomi RI Tetap Gelap
-
9 Kriteria Penerima KJP Pasar Jaya Oktober, Kader PKK dan Guru Non-ASN Dapat Jatah?
-
Kritik Bank Dunia ke BUMN: Jago Dominasi Tapi Produktivitasnya Kalah Sama Swasta!
-
GIAA Dapat Modal Rp 30,5 Triliun dari Danantara, Citilink Dapat Jatah Terbesar
-
BSI Bongkar Ironi Perbankan Syariah RI: Aset Raksasa, Tapi Penetrasi Pasar Masih Tidur
-
Harga Emas Dunia Cetak Rekor, Diprediksi Masih Terus Meroket dalam Waktu Dekat
-
Promo Superindo: Hari Ini Terakhir, Ada Mami Poko DIapers Diskon Hingga 40 Persen