Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja impor Indonesia pada bulan Mei 2020 sebesar 8,44 miliar dolar AS, angka ini merosot cukup dalam sebesar 42,2 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan, lesunya kegiatan impor selama bulan Mei merupakan yang terendah sejak 2009 yang diakibatkan pandemi virus corona atau Covid-19.
"Impor pada bulan Mei 2020 ini sebesar 8,44 miliar dolar AS dan itu seperti yang saya sampaikan mengalami penurunan yang dalam sekali 42,2 persen dibandingkan posisi bulan Mei 2019, pertanyaannya adalah posisi ini terendah sejak kapan kalau kita melacak lagi yang pernah terjadi itu adalah pada tahun 2009, pada 2009 pada waktu itu ada yang lebih rendah," kata Kecuk dalam konferensi pers melalui video teleconference di Jakarta, Senin (15/6/2020).
Kecuk menjelaskan impor nonmigas Mei 2020 mencapai 7,78 miliar dolar AS atau turun 33,36 persen dibanding April 2020. Apabila dibandingkan Mei 2019 juga turun 37,34 persen.
Sementara impor migas Mei 2020 mencapai 0,66 miliar dolar AS atau turun 23,04 persen dibanding April 2020, demikian juga apabila dibandingkan Mei 2019 turun 69,87 persen.
Jika dilihat data lebih dalam lagi, penurunan impor nonmigas terbesar Mei 2020 dibanding April 2020 adalah golongan mesin dan peralatan mekanis sebesar 560,0 juta dolar AS (30,56 persen), sedangkan peningkatan terbesar adalah golongan kendaraan udara dan bagiannya sebesar 22,8 juta dolar AS (198,26 persen).
Sementara tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Mei 2020 ditempati oleh Tiongkok dengan nilai 14,99 miliar dolar AS (28,13 persen), Jepang dengan nilai 5,35 miliar dolar AS (10,04 persen), dan Singapura dengan nilai 3,51 dolar AS miliar (6,59 persen).
Impor nonmigas dari ASEAN sebesar 10.555,7 juta dolar AS (19,81 persen), sementara dari Uni Eropa sebesar 4.122,1 juta dolar AS (7,73 persen).
"Jadi seperti saya sampaikan bahwa penurunan ekspor dan impor ini tentu tidak terlepas dari konteks Covid-19 yang melanda berbagai negara," pungkasnya.
Baca Juga: Hanya Ada 4 Kasus Impor Virus Corona, Thailand Rencanakan Cabut Jam Malam
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
-
Meski Ada Menkeu Purbaya, Bank Dunia Prediksi Ekonomi RI Tetap Gelap
-
Kritik Bank Dunia ke BUMN: Jago Dominasi Tapi Produktivitasnya Kalah Sama Swasta!
-
Harga Emas Naik Berturut-turut! Antam Tembus Rp 2,399 Juta di Pegadaian, Rekor Tertinggi
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
Terkini
-
Daftar Negara-negara yang BBM-nya Dicampur Etanol
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
-
Menkeu Purbaya Blak-blakan soal 26 Pegawai Pajak Dipecat: Menerima Uang, Tidak Bisa Diampuni!
-
Begini Nasib Anggaran MBG yang Bakal Ditarik Menkeu Purbaya Jika Tak Terserap
-
Meski Ada Menkeu Purbaya, Bank Dunia Prediksi Ekonomi RI Tetap Gelap
-
9 Kriteria Penerima KJP Pasar Jaya Oktober, Kader PKK dan Guru Non-ASN Dapat Jatah?
-
Kritik Bank Dunia ke BUMN: Jago Dominasi Tapi Produktivitasnya Kalah Sama Swasta!
-
GIAA Dapat Modal Rp 30,5 Triliun dari Danantara, Citilink Dapat Jatah Terbesar
-
BSI Bongkar Ironi Perbankan Syariah RI: Aset Raksasa, Tapi Penetrasi Pasar Masih Tidur
-
Harga Emas Dunia Cetak Rekor, Diprediksi Masih Terus Meroket dalam Waktu Dekat