Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku akan bergerak cepat pada kuartal III dan IV 2020 dalam mengejar target pertumbuhan ekonomi tahun 2020 sebesar 1 persen.
Pasalnya kata dia, sepanjang kuartal II yang lalu ekonomi Indonesia babak belur dihajar dampak merebaknya virus corona atau Covid-19.
Hal tersebut dikatakan Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama dengan Komisi XI DPR RI terkait asumsi dasar dalam kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM PPKF) tahun anggaran 2021, guna menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2021.
"Sekarang fokus dari pemerintah adalah mengejar agar kuartal III dan IV ekonominya bisa kembali pulih dari situasi kontraksi dari kuartal II," kata Sri Mulyani.
Dirinya bercerita bahwa situasi ekonomi pada bulan April dan Mei sangat tertekan sekali akibat virus yang berasal dari China tersebut. Dimana hampir semua indikator penggerak ekonomi mengalami kontraksi yang cukup dalam.
"Kami juga berharap kondisi di bulan April Mei yang sangat menekan dalam itu merupakan kondisi yang terburuk, sehingga Juni dan Juli kita sudah bisa melihat adanya sedikit perbaikan dan momentumnya bisa dijaga di kuartal III dan IV," harap Sri Mulyani.
Maka dari itu dirinya sangat berharap roda ekonomi bisa berputar lebih cepat di sisa waktu 2020, agar target ekonomi yang dipatok sebesar 1 persen tersebut bisa dicapai oleh pemerintah.
"Ini lah yang sekarang menjadi fokus pemerintah dalam menggunakan instrumen kebijakannya dan tentunya Pak Gubernur (Bank Indonesia) akan terus mengawal agar momentum pemulihan di kuartal III dan IV bisa terealisasi dengan beban baik di APBN maupun moneter tetap terjaga secara bersama," pungkasnya.
Sebelumnya pemerintah kembali merevisi target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020, dimana dirinya menurunkan batas atas dari 2,3 persen menjadi 1 persen saja.
Baca Juga: Sri Mulyani Curhat Sulitnya Buat RAPBN 2021 ke DPR
Itu berarti pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini akan tumbuh paling tinggi hanya sampai 1 persen saja, akibat tekanan virus corona atau Covid-19 terhadap perekonomian nasional.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Babak Baru Industri Kripto, DPR Ungkap Revisi UU P2SK Tegaskan Kewenangan OJK
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok