Suara.com - Pandemi Covid-19 mengharuskan pemerintah daerah (pemda) di seluruh Indonesia untuk melakukan penanganan yang tepat dan terukur, tidak terkecuali dalam aspek keuangan.
Karena itu, perubahan kebijakan keuangan negara dan refocusing anggaran menjadi keharusan dalam menghadapi pandemi ini.
Hal tersebut dikatakan mantan Wakil Menteri Keuangan 2014-2019 Mardiasmo dalam sebuah diskusi online, Kamis (25/6/2020).
Menurut dia, akuntan sebagai pelaku utama keuangan harus mengambil peran sebagai trusted advisor bagi pemda dalam mengawal efektivitas anggaran di masa pandemi Covid-19.
Mardiasmo menjelaskan, terkait dengan refocusing keuangan pada masa Covid-19, terdapat dua program yang harus menjadi fokus setiap pemerintah daerah. Pertama, program percepatan penanganan pandemi Covid-19 harus diutamakan, sehingga shifting anggaran dari APBD bisa mempercepat pemulihan dan penanganan kesehatan masyarakat.
Kedua, program pemulihan ekonomi, terutama ekonomi kerakyatan yang menyentuh langsung pada seluruh masyarakat Indonesia.
"Jika pada krisis keuangan sebelumnya, yang terkena dampak adalah industri keuangan, pengusaha, dan perusahaan besar. Namun krisis akibat pandemi Covid-19 ini langsung menyerang kalangan UMKM dan pekerja kelas bawah sampai menengah,” kata Mardiasmo.
Mardiasmo juga bilang pemulihan ini harus berjalan simultan dan fokus. Makanya anggaran pemerintah perlu di-refocusing,” kata Ketua Dewan Pengurus Nasional Ikatan Akuntan Indonesia (DPN IAI) ini.
Mardiasmo, yang kini menjadi Ketua Komite Pengawas Perpajakan Kementerian Keuangan, menjelaskan, dari sisi belanja, APBN sangat berperan dalam membantu pemerintah daerah keluar dari kesulitan akibat pandemi.
Baca Juga: DPR : Perlu Antisipasi Middle Income Trap untuk Pulihkan Ekonomi
"Harus diakui, porsi APBN untuk berbagai alokasi kini telah berkurang, karena pemerintah fokus pada dana-dana pemulihan yang langsung ditransfer ke masyarakat. Di sisi lain, Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga berkurang karena turunnya penerimaan pajak dan retribusi daerah," katanya.
Namun Mardiasmo menekankan, tetap ada benefit yang bisa diambil dari kondisi seperti ini. Pandemi Covid-19 telah mengefektifkan dukungan teknologi dalam penyelesaian banyak sekali pekerjaan, sehingga anggaran belanja pendukung kinerja seperti konsumsi rapat, perjalanan dinas, dan pengeluaran sejenis, bisa diminimalkan.
“Karena dulu, anggaran konsumsi rapat di K/L seluruh Indonesia saja mencapai Rp 18 triliun,” papar Mardiasmo.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Hingga September BP Batam Sedot Investasi Rp54,7 Triliun
-
Bank Mandiri Klaim Sudah Salurkan Rp40,7 T Dana Menkeu Purbaya
-
Siap Perang Lawan Mafia Impor Pakaian Ilegal, Menkeu Purbaya: Saya Rugi Kalau Musnahin Doang!
-
Bahlil Minta Pemda Hingga BUMD Beri Pendampingan Pelaku Usaha Sumur Rakyat
-
Alasan IHSG Rontok Hampir 2 Persen pada Perdagangan Hari Ini
-
Tingkatkan Kompetensi SDM Muda, Brantas Abipraya & Kemnaker Jaring 32 Lulusan Terbaik se-Indonesia
-
Bank Mandiri Raih Laba Bersih Rp 37,7 Triliun Hingga Kuartal III-2025
-
5 Opsi Leasing untuk Cicilan Mobil Baru dan Bekas, Bunga Rendah
-
LPKR Manfaatkan Momentum Tumbuhnya Sektor Properti untuk Cari Pundi-pundi Cuan
-
Intip Strategi PIS Kembangkan SDM di Sektor Migas dan Perkapalan