Suara.com - Hingga akhir Juni 2020 jumlah babi yang mati akibat terserang virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika sudah mencapai 22.000-an ekor.
"Data terakhir mencapai 22 ribuan babi yang sudah mati, angka pastinya saya agak lupa," kata Sekretaris Dinas Peternakan NTT Frans Samon ditulis Sabtu (4/7/2020).
Ia mengatakan hal ini berkaitan dengan perkembangan kasus matinya babi di NTT yang cukup meresahkan seluruh masyarakat di provinsi berbasis kepulauan itu.
Frans mengatakan bahwa saat ini penyebaran virus demam babi Afrika itu tidak hanya terjadi di pulau Timor saja, tetepi justru sudah menyebar sampai ke Sumba, Alor bahkan sampai di Flores khususnya di Kabupaten Sikka.
"Sebelumnya Pulau Timor terbanyak kasus babi yang mati akibat virus itu, tetapi saat ini justru sudah menyebar sampai ke beberapa pulau lain di NTT ini," tutur dia.
Ia mengatakan bahwa selama ini Dinas Peternakan NTT sudah membentuk tim khusus dan mengawasi peredaran daging babi, namun pihaknya kesulitan karena memang pihaknya tak bisa memantau satu-persatu warga yang membeli daging babi.
Oleh karena itu bisa saja, penyakit babi yang sudah ada pulau Timur dibawa ke pulau lain di NTT sehingga beberapa babi di pulau-pulau tersebut juga terjangkit.
Pihaknya kata dia, juga sudah mengimbau agar pembelian daging babi hanya boleh dilakukan di rumah pemotongan hewan (RPH) yang memang semua hewan yang akan dipotong sudah diperiksa kesehatannya terlebih dahulu.
Namun sayangnya penjualan daging babi di Kota Kupang saja, menyebar di mana-mana, sehingga pihaknya juga kesulitan mengawasi atau mencegahnya.
Baca Juga: Ahli Virus Thailand: Flu Babi Jenis Baru Bukan Ancaman Langsung
Ia juga mengatakan informasi terakhir menyebutkan bahwa ada ratusan babi di Sikka juga sudah mati akibat wabah virus ASF tersebut yang memang sangat meresahkan. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025