Suara.com - Korea Selatan resmi memasuki jurang resesi pada kuartal II tahun 2020. Ini merupakan kali pertama sejak 17 tahun terakhir resesi menghantam negeri ginseng tersebut.
Pada kuartal II ekonomi negara K-pop itu mengalami kontraksi sebesar 3,3 persen, angka ini lebih tinggi dari kuartal sebelumnya sebesar 1,3 persen.
Menanggapi resesi Korsel ini, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani justru mengatakan, situasi ini menguntungkan bagi Indonesia.
"Dengan dia resesi banyak nanti investasi Korea Selatan yang masuk ke Indonesia," kata Aviliani dalam acara webinar bertajuk 'Tantangan Menata Arsitektur Sektor Keuangan di Tengah Pandemi Global' yang diselenggarakan Indef, Kamis (23/7/2020).
Sehingga kata dia, tidak ada dampak secara langsung yang bisa dirasakan Indonesia dari merosotnya ekonomi Korsel.
"Menurut saya impact langsungnya tidak tetapi mungkin malah kita mendapatkan keuntungan. Investasi yang berada di negara-negara resesi bisa masuk ke kita," ucapnya.
Ekonomi Korsel harus menelan pil pahit karena adanya pandemi virus corona atau Covid-19, wabah ini mengakibatkan terjadinya penurunan paling dalam dari sisi ekspor selama dua dekade.
Korsel tak sendiri, sebelumnya negara tetangga Indonesia, Singapura juga lebih dulu masuk dalam jurang resesi, dimana pada kuartal I-2020 ekonomi Singapura minus 2,2 persen secara tahunan.
Pada kuartal II tahun ini ekonomi Singapura makin terperosok dan mengalami kontraksi hingga 41,2 persen. Secara tahunan ekonomi Singapura mengalami kontraksi hingga 12 persen.
Baca Juga: Ancaman Resesi Ekonomi: Mampukah Indonesia Bertahan?
“Kalau triwulan III tidak negatif itu jauh lebih baik lagi karena mungkin dana-dana yang dari Korea Selatan atau negara resesi masuk ke kita. Jadi kita harus siap rupiah semakin menguat dengan banyaknya investasi masuk,” pungkas Aviliani.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sinyal Kuat Menkeu Baru, Purbaya Janji Tak Akan Ada Pemotongan Anggaran Saat Ini
-
Lampung Jadi Pusat Energi Bersih? Siap-Siap Gelombang Investasi & Lapangan Kerja Baru
-
Dirut Baru Siap Bawa Smesco ke Masa Kejayaan
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Di Tengah Badai Global, Pasar Obligasi Pemerintah dan Korporasi Masih jadi Buruan
-
Telkomsel, Nuon, dan Bango Kolaborasi Hadirkan Akses Microsoft PC Game Pass dengan Harga Seru
-
Sosok Sara Ferrer Olivella: Resmi Jabat Kepala Perwakilan UNDP Indonesia
-
Wamen BUMN: Nilai Ekonomi Digital RI Capai 109 Miliar Dolar AS, Tapi Banyak Ancaman
-
Netmonk dari PT Telkom Indonesia Berikan Layanan Monitoring Jaringan Mandiri
-
Tantangan Berat Tak Goyahkan PGAS: Catat Laba Bersih Rp2,3 Triliun di Tengah Gejolak Global