Suara.com - Anggota Komisi XI DPR Puteri Anetta Komarudin mendorong pemerintah memaksimalkan basis perpajakan dalam rangka mengurangi tekanan defisit terhadap anggaran negara, terutama dalam masa pandemi yang telah diwarnai oleh potensi kondisi resesi.
"Dengan semakin membaiknya kinerja penerimaan ini, tentu diharapkan dapat mengimbangi tekanan pada defisit anggaran seiring penambahan belanja negara," kata Puteri Anetta Komarudin dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (30/9/2020).
Untuk itu, ujar dia, Kementerian Keuangan harus terus bekerja ekstra untuk mengejar target penerimaan yang diperkirakan masih akan tertekan hingga akhir tahun dan mungkin berlanjut tahun depan.
Selain itu, Puteri mendorong pula agar Kementerian Keuangan untuk mengoptimalkan pengelolaan APBN secara efektif guna mengantisipasi kontraksi ekonomi lanjutan. Ia juga mendorong agar belanja negara terus diarahkan secara efisien, tepat, produktif, serta berkualitas dalam menjawab kebutuhan masyarakat.
"Akselerasi penyaluran bansos perlu terus dilanjutkan agar menopang daya beli masyarakat menengah ke bawah agar kita dapat menahan pelemahan konsumsi yang dapat berujung pada kontraksi ekonomi pada kuartal ini dan potensi keberlanjutannya di kuartal IV nanti," katanya.
Hal yang sama, masih menurut Puteri, juga perlu dilakukan dengan desain stimulus lainnya, termasuk belanja pemerintah pusat yang didorong untuk mencapai serapan maksimal sehingga dapat menjaga ketahanan ekonomi ke arah zona positif pada akhir tahun.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan APBN 2021 akan menjadi alat pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19.
"APBN menjadi alat untuk menjaga pemulihan ekonomi dari pandemi, maupun untuk menangani pandemi, yang masih terus berlanjut di 2021," kata Sri Mulyani dalam jumpa pers usai persetujuan UU APBN 2021 di Jakarta, Selasa (29/9).
Sri Mulyani menambahkan APBN 2021 juga akan melanjutkan kebijakan kontersiklus yang ekspansif dan konsolidatif dengan memperhatikan fleksibilitas dalam merespons kondisi perekonomian dan mendorong pengelolaan fiskal yang pruden dan berkelanjutan.
Baca Juga: 2021 Masih Jadi Tahun Terberat, Penerimaan Negara Diprediksi Masih Seret
"Kita juga akan menjaga defisit kita ke arah yang konsolidatif berhati-hati, arahnya sudah lebih rendah dari tahun ini dan terukur supaya momentum pemulihan ekonomi tidak terganggu," katanya.
Sebagaimana diketahui, asumsi makro yang disepakati dalam APBN 2021 terdiri dari target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen, laju inflasi 3 persen, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Rp14.600, dan tingkat suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun 7,29 persen.
Kemudian harga minyak mentah Indonesia 45 dolar AS per barel, lifting minyak bumi 705 ribu barel per hari, dan lifting gas bumi 1.007 ribu barel setara minyak per hari.
Dari asumsi makro dalam APBN 2021 tersebut maka pendapatan negara ditetapkan sebesar Rp1.743,65 triliun yang berasal dari pendapatan dalam negeri Rp1.742,75 triliun dan penerimaan hibah Rp0,9 triliun.
Pendapatan dalam negeri diperoleh dari penerimaan perpajakan sebesar Rp1.444,54 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp298,2 triliun. (Antara)
Berita Terkait
-
KPK: Semua Anggota Komisi XI DPR Berpeluang Jadi Tersangka Korupsi BI-OJK
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
Purbaya Umumkan Defisit APBN Rp 479,7 Triliun per Oktober 2025, Klaim Masih Aman
-
Anak Buah Menkeu Purbaya Dibidik Kejagung Soal Korupsi Pajak
-
Siapa FA? Dari Model Jadi Pengusaha, Diduga Terima Mobil Rp1 Miliar dari Anggota DPR Heri Gunawan
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Memahami Pergerakan Harga Bitcoin, Analisis Teknikal Sudah Cukup?
-
BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
-
BCA Kembali Menjadi Juara Umum Annual Report Award, Diikuti BCA Syariah pada Klaster Rp1 Triliun
-
ESDM: Rusia-Kanada Mau Bantu RI Bangun Pembakit Listrik Tenaga Nuklir
-
Bos Lippo Ungkap 5 Modal Indonesia Hadapi Ketidakpastian Global 2026
-
Purbaya Larang Bea Cukai Sumbangkan Pakaian Bekas Hasil Sitaan ke Korban Banjir Sumatra
-
Purbaya Sewot Teknologi AI Bea Cukai Dibandingkan dengan Milik Kemenkes: Tersinggung Gue!
-
Purbaya Butuh Rp 45 Miliar buat Investasi Teknologi AI di Pelabuhan
-
Tekan Impor LPG, ESDM Buka Wacana Beri Subsidi Penggunaan DME
-
Pengusaha Hotel Hingga Pedagang Pasar Resah Soal Wacana Kebijakan Rokok Baru