Suara.com - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian terus berupaya menata regulasi sektor pertanian.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebutkan penataan regulasi sangat penting untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif sehingga pertanian bisa tumbuh lebih kuat lagi.
“Tugas pokok dan fungsi dari Kementerian Pertanian adalah membangun dan menjalankan regulasi yang baik, sehingga dinamika pembangunan pertanian di negara ini dapat berjalan dengan baik,” ungkap Syahrul saat menjadi keynote speaker pada seminar internasional “Sharing of Good Practies and Lessons-Learned of Regulatory Improvement in Asia” secara teleconference, Kamis (26/11/2020).
Syahrul sendiri menyambut baik diselenggarakannya seminar internasional ini. Seminar yang diselenggarakan atas kolaborasi Kementerian Pertanian dengan proyek The National Support for Local Investment Climates/National Support for Enhancing Local and Regional Economic Development (NSLIC/NSELRED) diharapkan bisa menjadi wadah bagi Indonesia untuk mendapatkan masukan penataan regulasi dari sejumlah lembaga internasional maupun pemerintah negara lain.
“Referensi dari negara lain ataupun lembaga internasional sangat penting bagi kita untuk bisa menyusun regulasi yang lebih baik. Kita harus bisa memperkuat ekonomi negara dengan mendorong masuknya investasi. Regulasi harus bisa disederhanakan sehingga investasi yang masuk bisa lebih lancar,” tutur Syahrul.
Tapi Syahrul menekankan penataan regulasi pertanian selayaknya tetap mengutamakan kepentingan petani kecil. “Substansi regulasi harus tetap memberi ruang bagi petani kecil untuk mendapatkan tempat dalam akselerasi ekonomi yang akan ditempuh ke depannya,” tegas Syahrul.
Syahrul menyebutkan petani memiliki peran penting dalam kontribusi besar sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia selama masa pandemi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa selama triwulan II dan III dari pelaksanaan pembangunan di Indonesia, pertumbuhan ekonomi menunjukan angka negatif, yaitu minus 5,32 serta minus 3,45. Tapi penurunan ekonomi Indonesia disebutkan tidak terlalu dalam bila dibandingkan negara-negara tetangga.
Selama dua triwulan terakhir tersebut, sektor pertanian tetap dapat tumbuh positif. Pada triwulan II, sektor pertanian tumbuh positif 16,24 persen dan triwulan III tumbuh 2,15 persen.
Baca Juga: Terbaik Peringkat I, Kementan Raih Penghargaan Komisi Informasi Publik
“Kami sangat mengapresiasi kerja keras petani dan kami tidak ragu untuk menyatakan petani merupakan pahlawan pangan kita di tengah ancaman pandemi saat ini,” sebut Syahrul.
Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Erizal Jamal yang turut menjadi pembicara dari pihak pemerintah Indonesia, memaparkan pengalaman Kementan dalam melakukan perbaikan dalam proses penyusunan regulasi, pasca ditetapkannya Undang-Undang nomor 11 tentang Cipta Kerja.
“Bekerjasama dengan NSLIC/NSELRED, kami memetakan regulasi dan pembuatan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) berbasis resiko (Risk-Based Approach), mendukung Online Single Submission/OSS. OSS bertujuan untuk memudahkan dan mengurangi waktu serta proses memulai bisnis di Indonesia,” ungkap Erizal.
Erizal menyebutkan NSLIC/NSELRED merupakan proyek yang didanai oleh Pemerintah Kanada melalui Global Affairs Canada (GAC) bekerjasama dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. NSLIC/NSELRED bertujuan untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam perbaikan iklim investasi dan pengembangan ekonomi lokal termasuk perbaikan regulasi dan peraturan yang menghambat iklim investasi dan ekonomi yang pada akhirnya dapat berkontribusi untuk peningkatan kesempatan kerja dan pendapatan bagi laki-laki dan perempuan miskin di Indonesia.
Duta Besar Kanada untuk Indonesia, H.E. Cameron MacKay, mengucapkan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia atas perbaikan yang berkelanjutan dari proses pembuatan peraturan.
Diharapkan dengan berbagi praktik baik dan pengalaman dalam perbaikan regulasi dapat menjadi pemicu perbaikan regulasi di antara negara – negara peserta seminar serta mendorong iklim investasi.
Berita Terkait
-
Terbaik Peringkat I, Kementan Raih Penghargaan Komisi Informasi Publik
-
Mentan : Kementan Layani Masyarakat dengan Maksimal sebagai Lembaga Negara
-
Penyuluh Pertanian Diminta Jadi Lokomotif untuk Wujudkan Perbaikan Ekonomi
-
Hari Ini Indonesia Ekspor 21 Ton Cabai Kering ke Pakistan
-
Kementan Ungkap Strategi Lawan Resistensi Antimikroba di Hewan Ternak
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
Kebiasaan Mager Bisa Jadi Beban Ekonomi
-
Jurus Korporasi Besar Jamin Keberlanjutan UMKM Lewat Pinjaman Nol Persen!
-
Purbaya Sepakat sama Jokowi Proyek Whoosh Bukan Cari Laba, Tapi Perlu Dikembangkan Lagi
-
Dorong Pembiayaan Syariah Indonesia, Eximbank dan ICD Perkuat Kerja Sama Strategis
-
Respon Bahlil Setelah Dedi Mulyadi Cabut 26 Izin Pertambangan di Bogor
-
Buruh IHT Lega, Gempuran PHK Diprediksi Bisa Diredam Lewat Kebijakan Menkeu Purbaya
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
IHSG Merosot Lagi Hari Ini, Investor Masih Tunggu Pertemuan AS-China
-
Ada Demo Ribut-ribut di Agustus, Menkeu Purbaya Pesimistis Kondisi Ekonomi Kuartal III
-
Bahlil Blak-blakan Hilirisasi Indonesia Beda dari China dan Korea, Ini Penyebabnya