Suara.com - Vaksin AstraZeneca dinyatakan mengandung tripsin babi. Hal tersebut dikatakan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia bidang Fatwa, Asrorun Niam Sholeh.
"Ketentuan hukumnya yang pertama vaksin covid astrazeneca ini hukumnya haram karena dalam tahapan proses produksinya memanfaatkan tripsin yang berasal dari babi, walau demikian penggunaan vaksin covid-19 astrazeneca pada saat ini hukumnya dibolehkan dengan lima alasan," kata Asrorun dalam jumpa pers virtual belum lama ini.
Atas nama kedaruratan tetap bisa digunakan di Indonesia. Asrorun mengatakan, keputusan itu telah dituangkan dalam Fatwa MUI Nomor 14 Tahun 2021 tentang Hukum Penggunaan Vaksin Covid-19 Produk AstraZeneca.
PT Bio Farma (Persero) pun mulai mengirimkan Vaksin AstraZeneca ke beberapa provinsi. Pengiriman vaksin dari Covax itu dimulai sejak Sabtu (20/3/2021) yang lalu.
Head of Corporate Communication Bio Farma, Iwan Setiawan mengatakan, mengenai target dan rencana pendistribusian vaksin AstraZeneca dalam kemasan multidose, sepenuhnya adalah wewenang dari Kemenkes RI.
Bio Farma melaksanakan pendistribusian mengikuti arahan dari Kementerian Kesehatan meliputi provinsi tujuan, jumlah vial yang didistribusikan, serta kapan waktu pengirimannya.
"Bio Farma mengikuti instruksi dari Kementerian Kesehatan RI untuk pengiriman vaksin AstraZeneca ini. Distribusi pertama vaksin ini, dilaksanakan pada hari Sabtu (20/3) yang lalu untuk provinsi Jawa Timur sebanyak 45.000 ribu vial, Bali dan NTT masing - masing sebanyak 5.000 ribu vial," ujar Iwan Setiawan dalam keterangannya yang ditulis Selasa (23/3/2021).
Iwan melanjutkan, untuk hari Senin (22/3) pengiriman AstraZeneca kembali dilaksanakan dengan tujuan Prov DKI Jakarta, Kepulauan Riau dan Sulawesi Utara masing-masing 5.000 vial.
Sebanyak 1,1 juta dosis vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca tiba di Indonesia melalui program COVAX, yakni program negara prioritas penerima vaksin Covid-19 dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Baca Juga: Soal Halal-Haram Vaksin AstraZeneca, Wagub DKI: Kami Ikut Kebijakan Pusat
Kedatangan 1,1 juta dosis ini bagian dari 11,7 juta dosis vaksin AstraZeneca yang diterima Indonesia melalui program COVAX. Kedatangan 11,7 juta dosis ini dimulai saat ini dan rencananya akan selesai pada Mei 2021.
Tidak hanya itu 50 juta dosis vaksin lainnya akan tiba, melalui perjanjian bilateral antara Indonesia dan Inggris lewat AstraZeneca, dan terlepas dari program COVAX.
AstraZeneca adalah perusahaan farmasi global pertama yang bergabung dengan COVAX pada Juni 2020 sejalan dengan komitmen bersama perusahaan terhadap akses global yang merata terhadap vaksin.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya