Suara.com - Krisis kesehatan yang dipicu oleh pandemi Covid-19 selama setahun terakhir telah memukul seluruh sendi perekonomian, tak terkecuali segmen mikro. Segmen usaha mikro yang selama ini dianggap kebal terhadap krisis pun ikut terkontraksi, terdampak oleh penyebaran virus corona.
Meski demikian, BRI mampu menunjukkan kinerjanya dalam mendukung penyelamatan dan pemulihan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Bahkan, segmen mikro BRI menemukan ketangguhan baru untuk dapat bangkit dan kembali berekspansi pada tahun ini.
Hal ini mengingat kemampuan pelaku UMKM untuk cepat beradaptasi dan bangkit dari dampak pandemi Covid-19 menjadi faktor kunci, di samping telah dimulainya proses pemulihan yang dilakukan pemerintah melalui vaksinasi dan pemberian stimulus bagi pelaku usaha.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan bahwa perseroan optimistis atas kinerja segmen mikro pada tahun ini dan sudah melakukan kalkulasi. Bila distribusi vaksin dan penyebaran virus berlangsung moderat, maka kinerja segmen mikro diprediksi semakin cepat untuk bangkit.
Namun jika kondisi tetap memburuk, segmen mikro akan tetap bisa bangkit karena sudah banyak pelaku usaha mikro yang mampu beradaptasi.
"Kami yakin segmen mikro ini sudah mampu melewati titik terendahnya dan akan cepat mulai bangkit tahun ini. Pemerintah mendorong vaksin lebih agresif sehingga meningkatkan akselerasi pemulihan kinerja pelaku usaha mikro," ujar Supari.
Menurut Supari, penyebaran virus corona akhir-akhir ini sudah melandai. Pemerintah pun terus mempercepat program vaksinasi dan mendorong mobilitas masyarakat agar ekonomi semakin membaik, yang secara tidak langsung meningkatkan konsumsi masyarakat.
Kondisi ini ini diyakini dapat meningkatkan aktivitas pelaku usaha mikro yang telah setahun berada dalam kondisi sulit. Pandemi Covid-19 sejak awal 2020 membuat banyak pelaku UMKM terdorong untuk melakukan perbaikan cara menjalani usaha. Saat ini mereka telah menemukan kenormalan baru berupa daya adaptasi untuk dapat menjalankan bisnis lebih efisien dan presisi.
Contoh adaptasi yang dilakukan pelaku UMKM, salah satunya terlihat dari cara mereka menentukan besar keuntungan dari penjualan produk. Sebelum pandemi, pelaku UMKM kerap mengambil keuntungan dengan margin 30 persen per produk. Akan tetapi, margin tersebut tak bisa dipertahankan setelah pandemi tiba.
Baca Juga: Masa New Normal, BRI Jual SR014 Tiga Kali Lipat dari Target
Akibatnya, pelaku usaha mikro menyiasati agar dapat lebih efisien, di antaranya dengan menurunkan jumlah dagangan dan hanya menjual barang yang dibutuhkan masyarakat dengan margin yang lebih minim agar barang dagangan terserap pasar.
Supari meyakini pelaku UMKM sudah melewati masa terberat dan siap bangkit, mengingat segmen ini cepat berdaptasi sehingga mampu melakukan berbagai macam perbaikan dalam caranya berusaha. Optimisme ini ditunjukkan dari penyaluran kredit segmen mikro BRI yang masih sangat baik pada awal 2021 ini.
BRI mencatat permintaan kredit mikro dan kecil masih cukup kuat untuk kredit bersubsidi maupun non-subsidi. Kondisi positif ini melanjutkan tren baik BRI dalam penyaluran kredit mikro sepanjang 2020.
BRI mencatat penyaluran kredit mikro sepanjang tahun lalu mencapai Rp351,3 triliun yang disalurkan kepada lebih dari 11 juta nasabah. Angka tersebut mencapai 40 persen dari total pembiayaan BRI yakni Rp938,37 triliun.
Pertumbuhan kredit mikro pada 2020 mencapai 14,2 persen secara year on year (YoY), jauh melampaui pertumbuhan segmen lain dan angka pertumbuhan industri yang minus 2,41%.
Berita Terkait
-
Masa New Normal, BRI Jual SR014 Tiga Kali Lipat dari Target
-
Gandeng Microsoft, BRI Tingkatkan Transformasi Operasi Layanan dan Kultur
-
BRI Data Hackathon 2021 Tantang Ide Inovatif 11.599 Peserta
-
Digitalisasi Tak Terelakkan di Masa Pandemi, BRI Perkuat Ekosistem UMKM
-
Dukung Pemerintah, BRI Canangkan Menjadi Champion of Financial Inclusion
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Antam di Pegadaian Rp 2,4 Juta per Gram, UBS dan Galeri 24 Juga Naik!
-
Ragnar Oratmangoen Ujung Tombak, Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
Terkini
-
Jelang 1 Tahun, Mantan Menteri ESDM Kritik Pemerintahan Prabowo-Gibran
-
ESDM Gandeng P2MI, Ciptakan Pekerja Migran Energi yang TerlindungidanKompeten
-
CDIA, WIRG dan TOBA Jadi Opsi Menarik di Tengah Proyeksi Penguatan IHSG Hari Ini
-
Dewan Komisioner LPS Baru Resmi Dilantik Presiden Prabowo, Ini Jajarannya
-
Harga Emas Hari Ini: Antam di Pegadaian Rp 2,4 Juta per Gram, UBS dan Galeri 24 Juga Naik!
-
Perencanaan dan e-RDKK yang Tepat Jadi Kunci Optimalisasi Penyerapan Pupuk Subsidi di Aceh
-
RI Resmi Punya Pembangkit Listrik Paling Canggih Se-Asia Tenggara
-
Bahlil: Permen Minerba akan Prioritaskan UMKM dan Koperasi Lokal, Bukan dari Jakarta
-
Purbaya Minta Tak Perlu Ada Wamenkeu Baru: Dari Pada Saya Pusing
-
Dirut BSI Tunggu Menkeu Purbaya untuk Jelaskan Penyerapan Dana Titipan Pemerintah