Suara.com - Bank Dunia menyebut pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur dan Pasifik diharapkan semakin cepat pada tahun ini, mengingat tahun 2020 pertumbuhannya hanya 1,2 persen akibat adanya pandemi Covid-19.
Dalam laporan terbaru yang dirilis, lembaga tersebut meramal bahwa angka pertumbuhan ekonomi untuk kawasan ini akan melejit sampai 7,5 persen.
"Tampaknya kita akan melihat adanya pemulihan pada tiga kecepatan yang berbeda. Tiongkok dan Vietnam diperkirakan mengalami pertumbuhan yang lebih kuat pada tahun 2021, masing-masing sebesar 8,1 persen dan 6,6 persen, meningkat dari 2,3 persen dan 2,9 persen pada tahun 2020," kata Aaditya Mattoo, Chief Economist Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik dalam konfrensi pers virtualnya, Jumat (26/3/2021).
Dia bilang negara-negara besar lainnya yang terdampak lebih parah oleh krisis yang terjadi akan bertumbuh pada angka rata-rata 4,6 persen, sedikit lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan sebelum masa krisis.
Pemulihan diperkirakan terjadi dalam jangka waktu lebih lama terutama di negara-negara pulau yang bergantung kepada sektor pariwisata.
Khusus dengan Indonesia bahka dirinya meramalkan pertumbuhannya hanya sekitar 4,4 persen pada tahun ini.
"Di Indonesia pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan pulih menjadi 4,4% pada tahun 2021," katanya.
Kata dia, hnya Tiongkok dan Vietnam yang mengalami grafik pemulihan berbentuk huruf V, di mana output kedua negara tersebut saat ini telah melampaui tingkatan di saat sebelum pandemi.
Di negara-negara besar, output rata-rata berada di sekitar 5 persen di bawah tingkat sebelum pandemi. Dampak terparah dialami oleh negara-negara di kepulauan Pasifik.
Baca Juga: Data Bank Dunia: 32 Juta Penduduk Asia Pasifik Gagal Keluar dari Kemiskinan
Kinerja perekonomian bergantung kepada efektivitas pengendalian virus, kemampuan memanfaatkan kebangkitan perdagangan internasional, dan kemampuan pemerintah di negara masing-masing dalam memberikan dukungan fiskal dan moneter.
"Saat ini kita semua membutuhkan kerja sama internasional lebih dari sebelumnya, untuk mengendalikan penyakit, mendukung perekonomian, dan “menghijaukan” proses pemulihan,” ucap Aaditya.
"Tiongkok dapat memainkan peran vital dengan mengekspor lebih banyak produk-produk medis, mendorong konsumsinya, dan menerapkan aksi iklim yang lebih kuat. Dan negara itu pun akan mendapatkan manfaat dari dunia yang lebih aman dan pertumbuhan perekonomian yang lebih seimbang," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
- 
            
              Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
Terkini
- 
            
              Emiten Pengelola Limbah Ini Raup Pendapatan Rp148 Miliar di Kuartal III 2025
- 
            
              Emiten Kongsian Aguan-Salim Catat Marketing Sales Rp1,98 T di Kuartal III 2025
- 
            
              Selaras Pembangunan Nasional, NHM Revitalisasi Akses Air Bersih Warga Desa Kusu Lovra
- 
            
              Urban Sneaker Society 2025 Presented by BRImo: Kolaborasi Gaya Hidup dan Inovasi Digital
- 
            
              Harita Nickel Cetak Pendapatan Rp22,4 Triliun, Kuatkan Komitmen ESG Lewat Audit IRMA Terb
- 
            
              UCJ Purwakarta di Atas Angka Nasional, Ketua Dewas Optimistis Bisa Segera Capai 100%
- 
            
              Ahli Ungkap Efektivitas dan Tantangan Program MBG
- 
            
              Danantara Sebut Ekspatriat di Garuda Indonesia Bawa Contoh Sukses yang Wajib Ditiru
- 
            
              Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
- 
            
              IHSG Naik ke 8.184 di Akhir Bulan, Pasar Saham Mulai Rebound?