Suara.com - Produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan dan rokok elektrik tidak menghasilkan TAR lantaran dalam penggunaan produk tersebut, tidak terdapat proses pembakaran.
Oleh karena itu, sangatlah keliru jika ada anggapan yang menyamakan produk tembakau alternatif dengan rokok, terutama profil risiko yang dimiliki oleh produk tersebut.
Pendiri sekaligus Ketua Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP), Achmad Syawqie, menjelaskan TAR, yang mengandung ribuan senyawa kimia berbahaya dan dapat memicu berbagai penyakit, dihasilkan karena adanya proses pembakaran seperti pada rokok.
Pembakaran tembakau pada rokok terjadi pada suhu 800 derajat Celcius. Selain pada rokok, TAR juga dihasilkan dari proses pembakaran tidak sempurna seperti kayu, bensin, minyak tanah, hingga pembakaran makanan.
"Proses pembakaran produk tembakau selain melepaskan nikotin, juga menghasilkan lebih dari 7.000 senyawa kimia, 2.000 di antaranya terdapat pada TAR. Di dalam TAR, 100 senyawa di antaranya telah diidentifikasi oleh pakar kesehatan sebagai penyebab utama penyakit terkait merokok seperti kanker paru-paru, penyakit kardiovaskular, dan emfisema," ujar Syawqie dalam keterangannya, Senin (26/4/2021).
Syawqie meneruskan produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, tidak menghasilkan TAR seperti pada rokok karena menerapkan sistem pemanasan dalam penggunaannya.
Batang tembakau dipanaskan pada suhu maksimum 350 derajat Celcius sehingga hanya menghasilkan uap. Karena hasil penggunaan berupa uap, maka risiko yang dihasilkan jauh lebih rendah daripada rokok.
"Konsumen yang menggunakan produk tembakau alternatif hanya menghirup uap dan nikotin, tidak ada TAR, sehingga meminimalisasi tubuh terpapar senyawa kimia berbahaya. Namun yang perlu diingat, meski lebih rendah risiko, tapi produk tembakau alternatif tidak sepenuhnya bebas risiko," kata Syawqie.
Bukti mengenai bahwa produk tembakau alternatif memiliki risiko yang lebih rendah daripada rokok sudah diungkap oleh sejumlah kajian ilmiah, baik dari dalam maupun luar negeri. Hal ini diperkuat dengan riset yang dilakukan oleh YPKP dengan judul “Pengurangan Bahaya Tembakau dan Studi Potensi Genotosik melalui Perhitungan Frekuensi Mikronukleus pada Apusan Sel Mukosa Bukal”.
Baca Juga: Benarkah Vape Lebih Baik dari Rokok Konvensional?
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perokok aktif memiliki jumlah inti sel kecil dalam kategori tinggi sebanyak 145,1. Sedangkan, pengguna produk tembakau alternatif dan non-perokok masuk dalam kategori normal yang berkisar pada angka 76-85.
Jumlah inti sel kecil yang semakin banyak menunjukkan ketidakstabilan sel akibat paparan terhadap senyawa toksik yang merupakan indikator terjadinya kanker di rongga mulut.
Hasil riset memperlihatkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara jumlah inti sel kecil pada pengguna produk tembakau alternatif dengan non-perokok dan dua kali lebih rendah daripada perokok aktif.
Dengan bukti ilmiah tersebut, Syawqie menilai produk tembakau alternatif dapat menjadi solusi bagi perokok dewasa yang ingin beralih ke produk lebih rendah risiko.
"Tantangan yang dihadapi perokok dewasa selama ini adalah mereka kesulitan untuk berhenti merokok secara langsung. Jadi produk ini bisa menjadi solusi alternatif yang sangat tepat bagi perokok dewasa," pungkas Syawqie.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Pabrik Chip Semikonduktor TSMC Ikut Terdampak Gempa Magnitudo 7 di Taiwan
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Tahun 2025, Update Terbaru OJK Desember
-
Daftar Bank yang Tutup dan 'Bangkrut' Selama Tahun 2025
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya