Suara.com - Sejak tahun 2005–2020, reksadana aktif di Indonesia memiliki kinerja di bawah benchmark yang menjadi acuan kinerja secara tahunan. Sebagian besar reksadana saham aktif mencatatkan kinerja di bawah benchmark pada 11 dari 16 tahun terakhir.
Pada kelima tahun lainnya proporsi underperforming reksa dana saham aktif juga terbilang cukup besar. Besarnya proporsi underperforming ini memberikan tantangan bagi investor, memastikan produk pilihannya dapat konsisten memberikan imbal hasil yang lebih baik dari benchmark.
“Kami melihat adanya kebutuhan bagi investor untuk berinvestasi pada reksadana saham pasif,” terang Presiden Direktur Syailendra Capital Fajar R Hidayat, Selasa (27/4/2021).
Syailendra memiliki dua produk reksadana pasif atau yang juga disebut reksadana indeks.
Kinerja Actively Managed Equity Funds vs JCI
Pertama, Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund (SMSCI). Reksa dana indeks ini mengacu pada indeks MSCI Indonesia Value Index yang berisi saham-saham undervalued.
Tapi akan menjadi the rising star dalam jangka panjang Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund akan melakukan investasi dengan komposisi portofolio investasi minimum 80% dan maksimum 100% = dari Nilai Aktiva Bersih pada Efek bersifat ekuitas yang diterbitkan oleh korporasi yang ditawarkan melalui Penawaran Umum dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia yang terdaftar dalam MSCI Value Index.
Lalu minimum 0% dan maksimum 20% dari Nilai Aktiva Bersih pada instrumen pasar uang dalam negeri yang mempunyai jatuh tempo tidak lebih dari 1 (satu) tahun dan/atau deposito.
Hasilnya, tiga bulan terakhir (cutoff date 30 Desember 2020), SMSCI mencatatkan yield 27,3% di tiga bulan terakhir dan 26,7 persen di enam bulan terakhir.
Baca Juga: Reksa Dana Diprediksi Meningkat Dua Kali Lipat Pada Tahun 2021
Kedua, Syailendra ETF MSCI Indonesia ESG Universal Fund. Passive Fund yang bertanggungjawab secara lingkungan dan sosial Syailendra ETF MSCI Indonesia ESG Universal Fund adalah reksa dana indeks yang berinvestasi pada saham-saham dengan skor ESG yang baik dan bertujuan untuk memperoleh imbal balik yang menarik dalam jangka panjang.
Reksa dana juga termasuk reksa dana indeks ETF sehingga investor dapat memperdagangkannya kapan saja karena tidak perlu menunggu NAB harian.
ESG adalah singkan dari dari Environment, Social, and Good Governance. Artinya, reksa dana berbasis ESG ini berisi emiten-emiten yang bertanggungjawab secara lingkungan, sosial dan memiliki tata kelola yang baik.
Fajar melanjutkan, reksadana ini memiliki mandat utama yaitu berinvestasi pada efek saham sesuai dengan bobot indeks yang ingin direplikasi. Tujuan utama dari reksa dana ini adalah untuk memberikan tingkat imbal hasil yang menyerupai indeks acuannya.
Hal ini berbeda dengan reksa dana aktif. Tujuan utamanya adalah untuk mengalahkan indeks acuan sehingga investor memiliki eksposur risiko yang lebih tinggi terhadap manajer investasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Prudential Syariah Bayarkan Klaim dan Manfaat Rp1,5 Triliun Hingga Kuartal III 2025
-
Rupiah Melemah, Sentimen Suku Bunga The Fed Jadi Faktor Pemberat
-
Daftar Pinjol Berizin Resmi OJK: Update November 2025
-
Survei: BI Bakal Tahan Suku Bunga di 4,75 Persen, Siapkan Kejutan di Desember
-
Berapa Uang yang Dibutuhkan untuk Capai Financial Freedom? Begini Trik Menghitungnya
-
Tiru Negara ASEAN, Kemenkeu Bidik Tarif Cukai Minuman Manis Rp1.700/Liter
-
Pemerintah Bidik Pemasukan Tambahan Rp2 Triliun dari Bea Keluar Emas Batangan di 2026
-
BRI Dukung PRABU Expo 2025, Dorong Transformasi Teknologi bagi UMKM Naik Kelas
-
Bunga KUR Resmi Flat 6 Persen dan Batas Pengajuan Dihapus
-
Finex Rayakan 13 Tahun Berkarya