Suara.com - Sebanyak tujuh kasus gangguan instalasi listrik PLN sepanjang tahun 2020 terjadi akibat masyarakat yang bermain layang-layang menggunakan kawat tembaga.
"Tahun lalu ada sekitar tujuh kasus aliran listrik terganggu karena tali layang-layang. Tahun ini, kami belum ada laporannya karena sekarang masih musim hujan. Kendati begitu, kami tetap mengkampanyekan soal ini kepada masyarakat," kata Manager PLN (Persero) Unit Pelayanan Pengatur Beban (UP2B) Jawa Barat M Tresna Wikarsa, ditulis Jumat (30/4/2021).
Tresna memuturkan, banyak tali layang-layang apalagi yang menggunakan kawat yang bisa merusak instalasi aliran listrik.
"Kasus gangguan listrik akibat layang-layang ini paling banyak terjadi di Garut dan wilayah Bandung," kata dia.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada warga untuk bermain layang-layang di dekat instalasi listrik.
Pada kesempatan tersebut pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk mengecek instalasi listrik yang ada di rumahnya setidaknya lima tahun sekali untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran dan memastikan keamanan instalasi listrik di rumah.
"Selama ini memang warga jarang memantau instalasi listrik di rumahnya. Mereka melihat instalasi listrik hanya ketika ada gangguan. Padahal, idealnya, lima tahun sekali instalasi listrik di rumah itu harus dicek. Selain untuk memastikan bahwa instalasi listrik itu aman juga untuk mencegah terjadinya kebakaran," kata Tresna.
Tresna menuturkan selama ini memang ada penyebab kebakaran yang terjadi akibat instalasi listrik meskipun kasusnya tidak banyak.
Pihaknya selalu mengkampanyekan hal ini kepada masyarakat karena setiap tahun beban pasokan listrik di rumah mayoritas bertambah seperti yang tadinya hanya ada TV satu, saat ini ada beberapa unit.
Baca Juga: Bright PLN Menang Gugatan, Pembangunan Jaringan SUTT 150 kV Dilanjutkan
"Kemudian belum lagi adanya penambahan anggota keluarga. Yang nge-cash handphone jadi lebih banyak. Saat ini gaya hidup masyarakat untuk menggunakan elektronik bertambah. Otomatis, beban listrik juga bertambah. Hal ini harus ditunjang dengan keamanan instalasinya," kata Tresna.
Terkait pengecekan instalasi listrik, Tresna mengatakan masyarakat cukup melihat instalasinya seperti jika sudah ada kabel yang rapuh segera diganti.
"Sebenarnya instalasi listrik itu bisa dilihat secara kasat mata. Sehingga bisa ketahuan langsung, apakah instalasinya harus diganti atau masih aman. Untuk ngecek instalasi tidak perlu lapor ke PLN, bisa sendiri," kata dia.
Sementara itu ketika disinggung tentang pasokan listrik selama Bulan Suci Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2021, Tresna mengatakan pasokan listrik di Jawa Barat aman.
"Pasokan listrik selama Ramadhan dan Idul Fitri nanti Insya Allah aman dan tetap terjaga. Apalagi kita sudah memiliki SOP khusus dalam menjaga beban dan pasokan listrik pada hari-hari besar, seperti Hari Raya Idul Fitri," ujarnya.
Dikatakan, pada Bulan Suci Ramadhan tahun ini memang ada pola konsumsi berubah dan biasanya konsumsi listrik dimulai pada pukul 04.00 WIB, kalau Bulan Suci Ramadhan tahun ini dimulai sekitar pukul 03.00 WIB.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Mengapa Rupiah Loyo di 2025?
-
Dukungan LPDB Perkuat Layanan Koperasi Jasa Keselamatan Radiasi dan Lingkungan
-
LPDB Koperasi Dukung Koperasi Kelola Tambang, Dorong Keadilan Ekonomi bagi Penambang Rakyat
-
Profil Agustina Wilujeng: Punya Kekayaan Miliaran, Namanya Muncul di Kasus Chromebook
-
RUPSLB BRI 2025 Sahkan RKAP 2026 dan Perubahan Anggaran Dasar
-
Pemerintah Jamin UMP Tak Bakal Turun Meski Ekonomi Daerah Loyo
-
Mengapa Perusahaan Rela Dijual ke Publik? Memahami Gegap Gempita Hajatan IPO
-
KEK Mandalika Kembali Dikembangkan, Mau Bangun Marina
-
ESDM Mulai Pasok 16.000 LPG 3 Kg ke Banda Aceh
-
Profil PT Mayawana Persada, Deforestasi Hutan dan Pemiliknya yang Misterius