Suara.com - Krisis Virus Corona yang terjadi di India membuat harga minyak anjlok pada akhir perdagangan Kamis atau Jumat (14/5/2021) waktu Indonesia bagian barat. Selain krisis Virus Corona, anjloknya harga minyak juga disebabkan beroperasinya kembali jaringan pipa bahan bakar utama Amerika Serikat.
Hal tersebut berdampak pada terhentinya reli yang telah mengangkat minyak mentah ke level tertinggi selama delapan minggu, setelah perkiraan rebound untuk permintaan global tahun ini.
Dilansir dari Antara, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli terpangkas 2,27 dolar AS atau 3,3 persen menjadi ditutup pada 67,05 dolar AS per barel, setelah naik 1,0 persen pada Rabu (12/5/2021).
Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, jatuh 2,26 dolar AS atau 3,4 persen menjadi menetap di 63,82 dolar AS per barel, setelah naik 1,2 persen di sesi sebelumnya.
Kedua harga acuan tersebut menandai penurunan harian terbesar mereka dalam hal persentase sejak awal April.
Harga juga berada di bawah tekanan karena lonjakan harga-harga komoditas yang lebih luas, kekurangan tenaga kerja dan data harga konsumen yang jauh lebih kuat dari perkiraan minggu ini telah memicu kekhawatiran inflasi yang dapat memaksa Federal Reserve AS menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga biasanya meningkatkan dolar AS, yang pada gilirannya menekan harga minyak karena membuat minyak mentah lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"Harga minyak mentah terus menurun ketika para investor menekan tombol jeda bersama siklus perdagangan komoditas-komoditas super," kata Analis Pasar Senior di OANDA Edward Moya.
"Ketakutan inflasi telah membuat bingung beberapa investor untuk mengambil untung dari perdagangan energi mereka."
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden berharap operasional stasiun pengisian bahan bakar mulai kembali normal akhir pekan ini. Bahkan ketika kekurangan mencengkeram beberapa daerah di tengah pengoperasian kembali jaringan pipa bahan bakar utama negara itu, setelah ditutup oleh serangan ransomware.
Baca Juga: Harga Minyak Naik Usai Jaringan Pipa BBM AS Dapat Serangan Siber
Penutupan Colonial Pipeline selama hampir seminggu, menyebabkan kekurangan bensin dan pernyataan darurat dari Virginia hingga Florida, menyebabkan dua kilang menghentikan produksi, dan mendorong maskapai penerbangan untuk merombak operasi pengisian bahan bakar.
Dalam sinyal penurunan lainnya untuk permintaan minyak, varian virus corona telah melanda India, importir minyak mentah terbesar ketiga di dunia. Para profesional medis belum dapat mengatakan kapan infeksi baru akan memuncak dan negara-negara lain khawatir atas penularan varian yang sekarang menyebar ke seluruh dunia.
"Kekhawatiran berkembang bahwa penyebaran virus corona yang tidak terkendali di India dan di Asia Tenggara akan mengurangi permintaan minyak," kata analis PVM dalam sebuah catatan.
"Dampaknya, bagaimanapun, diperkirakan relatif singkat dan paruh kedua tahun ini akan melihat kebangkitan yang sehat dari pertumbuhan permintaan minyak." (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
Terkini
-
25 Juta UMKM Onboarding ke E-Commerce, Siap Ngegas Pertumbuhan Ekonomi
-
Menko Airlangga Buka Peluang Swasta Bisa Ikut Impor BBM dan LPG dari AS
-
Sosok Ken Dwijugiasteadi: Eks Dirjen Pajak Terjerat Dugaan Kasus Tax Amnesty
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
Menko Airlangga: Ekonomi Digital Indonesia Bakal Melejit 6 Kali Lipat, Tembus Rp9.000 Triliun!
-
NeutraDC Jalin Kerja Sama dengan AMD Perkuat Infrastruktur AI di Asia Tenggara
-
Pedagang Thrifting Minta Legalisasi dan Bersedia Bayar Pajak, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Peduli
-
Purbaya Ogah Terima Pajak dari Pedagang Thrifting, Anggap Ilegal Layaknya Ganja
-
Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
-
Didampingi PNM Urus Dokumen Usaha, Ibu Rantiyem Mantap Kembangkan dan Wariskan Usaha Batik